Organda Bingung Fluktuasi Harga BBM

Senin, 30 Maret 2015 - 11:49 WIB
Organda Bingung Fluktuasi Harga BBM
Organda Bingung Fluktuasi Harga BBM
A A A
UNGARAN - Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Semarang mengaku bingung dengan naik turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) beberapa waktu terakhir. Tidak menentunya harga BBM membuat Organda kesulitan menentukan tarif angkutan umum.

“Ini menjadi persoalan bagi kami mengingat harga BBM naik turun dalam waktu berdekatan. Setelah tarif naik, harga BBM diturunkan, lalu bulan Maret ini harga BBM naik lagi. Akhirnya tarif angkutan jadi rusak,” tutur Ketua Organda Kabupaten Semarang Hadi Mustofa, kemarin.

Menurut Hadi, kenaikan harga BBM sejak Sabtu (28/3) pukul 00.WIB, dari Rp6.900 per liter menjadi Rp7.400 per liter, tidak serta-merta membuat pihaknya menyesuaikan tarif angkutan. Pengelola angkutan umum yang menjadi anggota Organda Kabupaten Semarang sudah diminta bertahan di tarif lama, meski sebenarnya sudah ada aspirasi menaikkan tarif.

Organda saat ini lebih bersikap menunggu kepastian ada atau tidak kenaikan harga BBM lagi tahun ini. “Jika sudah ada kepastian, tentu kami segera menentukan sikap,” ujar dia. Hadi menambahkan, sikap menunggu ini di antaranya dipicu kekhawatiran semakin sepinya penumpang angkutan umum. Terlebih serbuan produsen sepeda motor berimbas pada beralihnya minat masyarakat dari penggunaan moda transportasi.

Disisilain, pihaknya berharap segera ada kepastian dari pemerintah terkait harga BBM, mengingat hal itu bakal berdampak pada biaya operasional yang ditanggung sopir maupun pengusaha angkutan. “Kami masih bingung untuk menentukan tarif. Sebab baru sekitar satu bulan perbup soal tarif angkutan disosialisasikan, sudah mau ganti lagi tarifnya. Untuk sementara memang kami belum menaikkan tarif,” ucapnya.

Suparman, 56, sopir angkot Ungaran-Ambarawa mengaku, bekerja sebagai sopir angkutan di era saat ini jauh lebih sulit dibanding dengan masa dulu. “Tidak ada kepastian harga BBM, harga berubah dalam waktu cepat, naik, turun, naik, dan sekarang naik lagi, malah bikin susah wong cilik ,” katanya.

Suparman mengaku masih menerapkan tarif lama bagi penumpangnya, terutama dari kalangan pelajar. “Untuk pelajar masih tetap, kalau penumpang umum lainnya monggo kalau mau ditambahi. Jelas dengan BBM naik, biaya beli bensin juga bertambah. Kalau tidak segera ada kepastian harga, baik itu BBM maupun tarif angkutan, tentu lama-lama tidak ada orang yang mau kerja sebagai sopir angkutan umum,” katanya.

Agus joko
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5270 seconds (0.1#10.140)