Inflasi Karena Bawang Merah Terkendali

Senin, 30 Maret 2015 - 11:45 WIB
Inflasi Karena Bawang Merah Terkendali
Inflasi Karena Bawang Merah Terkendali
A A A
TEGAL - Angka inflasi akibat kenaikan harga bawang merah di tingkat petani maupun pedagang diperkirakan tidak berdampak terlalu besar pada kenaikan inflasi di eks Karesidenan Pekalongan.

Analis Unit Komunikasi dan Koordinasi Kebijakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Tegal Tulus mengatakan, angka inflasi pada Maret diperkirakan berkisar 0,20% sampai 0,40% (month to month). Meningkat dari bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,35% (month to month ). “Kenaikan harga bawang memberi dampak pada inflasi, tapi angkanya diperkirakan masih terkendali,” kata Tulus, kemarin.

Menurut Tulus, melonjaknya harga bawang merah saat ini tidak sama dengan saat lonjakan harga bawang merah pada 2012 dan 2013. Saat itu harga bawang merah melambung hingga Rp60.000 per kilogram (kg). “Akibatnya saat itu pemerintah mengimpor sehingga berdampak pada inflasi yang tinggi,” ucapnya.

Tulus menambahkan, data dari Asosiasi Bawang Merah Indonesia menunjukkan stok bawang merah di tingkat petani maupun pasar masih cukup. Diperkirakan harganya juga akan kembali turun pada April nanti. “April pekan kedua sudah mulai panen raya bawang merah. Jadi, pemerintah tidak akan impor bawang merah seperti tahun-tahun lalu,” katanya.

Selain harga bawang, angka inflasi pada Maret juga dipengaruhi dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan beralihnya konsumen tabung elpiji 12 kg ke tabung gas 3 kg. “Selain itu, juga pengaruh turunnya adjustment tarif dasar listrik,” ucap Tulus.

Sekretaris Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Tegal, Gunawan Purbowo mengatakan, rapat TPID sudah menyusun sejumlah rekomendasi untuk mengantisipasi inflasi pada Maret akibat dampak kenaikan harga sejumlah komoditas. Di antaranya menyusun road map pengendalian inflasi Kota Tegal agar upaya pengendalian dapat berjalan tepat sasaran dan lebih efektif. “Jadi ketika terjadi gejolak harga bisa langsung diambil lang kahlangkah antisipatif,” ujarnya.

Terkait masih tingginya harga bawang merah saat ini, Gunawan memperkirakan akhir Maret, harga bawang merah mulai turun seiring masuknya pasokan bawang merah dari sebagian lahan pertanian di Brebes, Weleri, Kendal, Sumenep, dan Bojonegoro. “Sampai saat ini tidak ada impor bawang merah,” kata dia.

Seperti diketahui, saat ini harga bawang merah sedang melonjak naik karena jumlah pasokan di pasar berkurang. Di tingkat petani harganya berkisar antara Rp18.000-Rp20.000 per kg. Sementara di tingkat pedagang pasar tradisional harganya berkisar Rp23.000-Rp 25.000 per kg.

Ketua Kelompok Tani Sumber Pangan di Desa Tegalglagah, Kecamatan Bulakamba, Subhan mengatakan, harga bawang kemungkinan akan turun kembali pada akhir April. Sebab saat ini tidak hanya harga bawang yang melonjak, tapi juga harga bibit bawang untuk ditanam kembali ikut naik.

“Harga bibit bawang Rp2 juta sampai Rp2,5 juta per kuintal. Sebelumnya harga bibit hanya Rp1,2 juta sampai Rp1,5 juta per kuintal,” katanya.

Farid firdaus
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5586 seconds (0.1#10.140)