Ingin Pensiun di Puncak Karier

Minggu, 29 Maret 2015 - 09:54 WIB
Ingin Pensiun di Puncak Karier
Ingin Pensiun di Puncak Karier
A A A
Menjadi desainer skala internasional merupakan impian Farah saat masih kecil. Berkat kerja keras dan perjuangan tiada henti, dia berhasil membangun karier dengan cemerlang di kancah global. Lantas, apa lagi impian Farah di masa depan?

“Saya ingin sukses, kemudian pensiun di puncak karier,” jawab anggota Chambre Syndicale de la Haute Couture, Paris, ini mantap. Farah mengatakan, ada beberapa indikator yang bisa digunakan untuk menentukan kapan puncak karier seorang desainer. Pertama, desainer tersebut memiliki pengalaman 15-20 tahun bahkan lebih dan tetap eksis. Kedua, produknya secara konsisten ada di toko-toko ritel global.

Ketiga , si desainer sudah siap mendelegasikan bisnisnya kepada orang lain. “Saya juga menginginkan kehidupan yang lebih berarti dengan menolong sesama yang membutuhkan,” tutur perempuan yang hobi memasak ini. Kelak, Farah ingin mendirikan yayasan amal sendiri guna menggalang dana dan meningkatkan kepedulian antarsesama.

“Saat ini saya aktif terlibat dalam acara-acara amal dan menghadiri beberapa penggalangan dana untuk anak-anak pengidap autisme di Florida. Saya juga senang ikut penggalangan dana bagi pengidap kanker,” ucapnya. Di sela rutinitasnya, Farah menganggap penting untuk dapat meluangkan waktu dengan berkumpul bersama suami dan para sahabatnya. Itu adalah quality time baginya.

Dia tidak melupakan posisi intinya sebagai istri. Terlebih, titik balik dan awal kesuksesannya berawal dari dapur. Suatu ketika belasan tahun lalu, ketika benar-benar hanya menjalani aktivitas sebagai ibu rumah tangga, dia melamun di dapur. Ya, Farah memang memulai semuanya dari dapur, sekitar 17 tahun yang lalu. Saat itu, sebagai perempuan yang sudah menikah dan menjalani aktivitas hanya sebagai ibu rumah tangga di London, dia larut dalam sebuah lamunan di dapur.

Di tengah kejenuhan, mulailah Farah menggambar-tepatnya mencoretcoret- sketsa busana. Kegiatan itu ternyata berlanjut dan membuatnya merasa lebih bergairah. Farah kemudian mengikuti pendidikan desain busana di London, unsur kemewahan busana di Paris, dan aspek bisnis fashion di New York.

“Setahun kemudian saya menerbitkan buku tentang diri saya yang sudah berubah menjadi desainer. From The Kitchen to Paris Fashion Week,” katanya. Selain fashion , Farah juga sangat mencintai travelling. Meski kebanyakan perjalanannya terkait urusan bisnis, Farah tetap menikmati. Selain bisa menyegarkan kembali pikiran, travelling bagi Farah selalu menjadi sumber inspirasi. Ada dua destinasi wisata yang menurut Farah sangat mengesankan, yakni Bali dan Prancis Selatan.

“Bali selalu mengesankan. Mulai dari penduduk lokal yang ramah, pemandangan indah luar biasa, dan kekayaan budayanya. Sementara, Prancis Selatan selain keindahan alam dan makanan, memiliki surga hamparan laut mediterania,” pungkasnya.

Dyah ayu pamela
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5097 seconds (0.1#10.140)