Satu Jam Gedung Sate Gelap Gulita

Minggu, 29 Maret 2015 - 09:39 WIB
Satu Jam Gedung Sate Gelap Gulita
Satu Jam Gedung Sate Gelap Gulita
A A A
BANDUNG - Satu jam lamanya, dari pukul 20.30 sampai 21.30 WIB, Gedung Sate, kantor Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar, Jalan Diponegoro gelap gulita, tadi malam. Itu ter jadi karena Pemprov Jabar menggelar aksi global Earth Hour 2015 dengan memadamkan seluruh lampu di Gedung Sate selama satu jam.

Aksi global yang diperingati setiap 28 Maret ini merupakan kegiatan global yang diadakan oleh World Wide Fund for Nature (WWF) pada Sabtu terakhir di bulan Maret setiap tahunnya. Aksi Earth Hour 2015 ini mengambil tema “Ini Aksiku, mana Aksimu” sebagai upaya untuk menggugah kesadaran warga masyarakat dalam penghematan energi.

Pada perayaan earth hour itu di hadiri oleh Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar, Cheif Executive Officer (CEO) WWF Indonesia Efransjah, Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLHD) Jabar Anang Sudarna, General Manajer PT PLN Jawa Barat dan Banten Joko Abumanan, dan masyarakat. Acara yang digelar dari mulai pukul 19.00 WIB tersebut diisi dengan berbagai kegiatan. Seperti, pelepasan lampion, Lari Bijak Energi yang diikuti oleh Indo Runner Bandung dengan rute dari Gedung Sate menuju Balai Kota Bandung, dan berbagai hiburan.

Pada kegiatan aksi global Earth Hour 2015, Dedy Mizwar yang akrab disapa Demiz memimpin aksi pemadaman lampu listrik selama satu jam di beberapa ikon Kota Kembang diantaranya, Gedung Sate, Balai Kota Bandung, Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung. Demiz mengatakan, sangat apresiatif dengan kegiatan aksi global earth hour ini.

Kegiatan ini di Jabar, semula hanya diikuti oleh lima kota yakni, Kota Bandung, Bogor, Depok, Bekasi, dan Cimahi. Namun, di tahun ini telah bertambah menjadi delapan kabupaten/kota yang menggelar aksi ini. Salah satu kabupaten yang turut melaksanakan aksi pemadaman lampu dan peralatan listrik selama satu jam adalah Kuningan.

“Dengan pemadaman 1 jam secara serentak di lima kota di Jabar pada 2013, bisa menghemat 60 megawatt. Apalagi se ka rang sudah delapan kabupaten/kota, berapa energi listrik yang bisa kita hemat? “ kata Demiz. Wagub berharap aksi seperti ini bisa menjadi gaya hidup bagi masyarakat Jabar dengan memadamkan alat-alat elektronik yang tidak digunakan. Untuk itu, diperlukan sosialisasi lebih luas.

Selain itu perlu juga adanya kampanye terkait penghematan energi ini. General Manajer PT PLN Jawa-Banten Joko Abumanan mengungkapkan, pada waktu malam, sedikitnya PLN membangkitkan energi listrik sebesar 7.000 megawatt atau jika dikonversikan kepada batubara sama dengan 7.000 ton. Jadi, dengan 1 jam mematikan lampu atau peralatan yang menggunakan energi listrik sama dengan penghematan 7.000 ton batu bara.

“Satu tongkang batu bara itu memuat 3.000 ton. Jadi 1 jam mematikan lampu sama dengan menghemat dua tongkang batu bara,” ungkap Joko. CEO WWF Indonesia Efransjah mengatakan, pihaknya sangat apresitif kepada pemimpin di Jabar sebagai salah satu pioner dalam aksi global ini. Pihaknyapun menilai aksi ini pantas sekali dilakukan di Jabar sebagai salah satu wilayah yang banyak menggunakan energi listrik.

Hemat Listrik 900 MW

Gerakan Earth Hour diyakini ber potensi menghemat penggunaan listrik sehingga berpengaruh terhadap beban puncak. Di Jawa Barat, penghematan melalui gerakan yang dicetuskan World Wide Fund for Nature (WWF) pada tadi malam setiap tahun ini bisa mencapai 900 megawatt (MW).

“Saat ini tercatat beban puncak di Jawa Barat sekitar 7.000-8.000 MW. Apabila masyarakat menghemat listrik 100 watt (setara 2-4 lampu) saja, maka akan di dapatkan penghematan 9 juta dikali 100 watt sama dengan 900 MW,” kata Supervisor Humas PLN Distribusi Jawa Barat Banten (DJBB) Agus Yuswanta kemarin.

Nur azis/fauzan
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7566 seconds (0.1#10.140)