Jenazah Nakhoda dan Juru Mesin Ditemukan

Jum'at, 27 Maret 2015 - 09:23 WIB
Jenazah Nakhoda dan Juru Mesin Ditemukan
Jenazah Nakhoda dan Juru Mesin Ditemukan
A A A
MEDAN - - Tim gabungan dari Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Direktorat Polisi Air (Ditpolair) Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Utara (Sumut), kemarin, menemukan jasad dua awak Kapal Motor (KM) Kumala Indah GT 454 yang tenggelam di Perairan Belawan, Selasa (24/3) sore.

Menurut informasi diperoleh, korban diduga bernama Sutimin yang merupakan nakhoda kapal; dan Daniel Sinaga yang bertugas sebagai juru mudi. Jasad keduanya ditemukan mengapung sekitar 1 mil dari lokasikaramnya kapalkargo itu. Pada pukul 12.30 WIB, kedua jasad korban dibawa ke Pelabuhan Belawan.

Jasad Daniel Sinaga pertama kali ditemukan oleh Kapal KP II 2011 Ditpol Air Polda Sumut. Kemudian Tim Basarnas menemukan jasad Sutimin berjarak sekitar 500 meter dari lokasi jasad Daniel ditemukan.

Kepala Seksi Kepala Kantor SAR Medan Rohmali mengatakan, meski diduga jasad tersebut merupakan nakhoda dan juru mesin, tetapi untuk kepastiannya menunggu hasil tes yang dilakukan Tim Disaster Victim Identification (DVI). “Kedua jasad itu ditemukan sekitar tiga jam setelah tim gabungan bergerak menyisir Perairan Belawan,” katanya, kemarin.

Tim SAR gabungan akan terus menyisir dan mencari tujuh korban lainnya di sekitar lokasi karamnya kapal. Mereka juga mengerahkan peralatan foto bawah air dan echosounder untuk mendengar suara dari lokasi sekitar karamnya kapal. “Untuk batas waktu pencarian belum bisa dipastikan. Yang jelas pencarian korban terus berlanjut besok (hari ini),” tutur Rohmali.

Dengan ditemukan dua jasad korban, maka regu penyelamat masih mencari tujuh awak KM Kumala Indah lainnya, yakni Icah Sulo selaku mualim 1; Ribut Wahyu; Suhadi; Mamuhoridi sebagai juru minyak; Aries Sudianto sebagai juru minyak; Rifado Brahmana sebagai juru mudi; dan Ridwan sebagai juru masak.

Adapun lima ABK lainnya, yakni Very Sutiana, 38, sebagai Kepala Kamar Mesin (KKM); Sihol Sihombing, 27, sebagai mualim 2; Eko Nugroho, 29, sebagai mandor mesin; Ferdinan Pangaribuan, 24; dan Restu Sucipto, 23, sebagai juru mudi; berhasil diselamatkan awak kapal lain yang sedang melintas.

Untuk diketahui, KM Kumala Indah tenggelam pada Selasa (24/3) sekitar pukul 18.00 WIB. Kapal yang mengangkut 700 ton besi itu berangkat dari Dermaga Gudang Arang, Pelabuhan Belawan, dengan tujuan Kalimantan Barat (Kalbar). Saat melintas di Buoy 2 Perairan Belawan, kapal itu menabrak bangkai kapal yang ada di lintasan sehingga kapal mengalami kebocoran di bagian lambung dan karam.

Pantauan KORAN SINDO MEDAN di Pelabuhan Belawan, kemarin, posko pencarian telah dibukadiKantorSyahbandarPelabuhan Belawan. Tim DVI Polda Sumut pun siap siaga mengidentifikasi jenazah korban. Pihak keluarga pun terlihat mendatangi beberapa posko untuk mencari tahu kondisi kerabatnya yang menjadi awak kapal.

“Keponakan kami bernama Mamuhoridi yang bertugas sebagai juru minyak di kapal itu. Walau kemungkinan kecil untuk selamat, tapi kami berharap dia baik-baik saja dan semoga petugas dapat menemukannya,” ujar Ngadirah, 50, di kantor posko.

Sementara Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sumut Komisaris Besar (Kombes) Pol Helfi Assegaf mengatakan, jasad kedua korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan untuk keperluan autopsi. Sejauh ini belum diketahui identitas korban karena tim tidak menemukan tanda pengenal di tubuhnya.

Regu penyelamat hanya menemukan dua unit telepon seluler di saku celana jasad pertama. Sementara jasad kedua tidak ditemukan bukti pendukung. Untuk korban pertama ditemukan di sekitar lokasi yang diduga titik tenggelamnya kapal. Kemudian korban kedua ditemukan di dalam kapal. “Dari hasil perkembangan sementara, tim Basarnas sudah masuk ke dalam kapal, namun belum menemukan korban tambahan,” katanya.

Terpisah, Assistant Corporate Secretary (ACS) Humas Pelindo I, M Eriansyah mengatakan, alur pelayaran kapal tidak terganggu akibat ada kejadian tenggelamnya KM Kumala Indah. Aktivitas dan pelayanan berjalan lancar. Arus keluar masuk kapal dari Pelabuhan Belawan pun aman-aman saja.

“Keluar masuk kapal dari Pelabuhan Belawan merupakan tanggung jawab Pelindo I, walaupun Syahbandar juga punya kewenangan. Jadi, ada hal yang menjadi tanggung jawab Pelindo I dan ada hal lain menjadi tanggung jawab Syahbandar. Ada kewajiban kapal yang wajib kami layani dan kami pandu. Namun, lokasi terjadi karamnya kapal itu berada di luar wilayah Pelindo I,” ujarnya.

Di sisi lain, masih banyak kapal tanker bermuatan crude palm oil (CPO) yang memiliki kapasitas muatan jauh lebih besar dibandingkan dengan kapal karam tersebut melintasi kawasan itu dengan aman tanpa ada hambatan.

“Maka kami heran mengapa kapal itu bisa menabrak bangkai kapal dan karam. Namun, kami masih menunggu proses penyelidikan yang dilakukan kepolisian. Bagaimanapun kami mendukung semua proses penyelidikan dan penemuan sisa ABK yang belum ditemukan. Pelindo I juga terus berkoordinasi dengan pihak Syahbandar,” katanya.

Dody ferdiansyah/ dicky irawan
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5160 seconds (0.1#10.140)