Jadi Ajang Klangenan, Tak Khawatir saat Mogok di Jalan

Kamis, 26 Maret 2015 - 18:07 WIB
Jadi Ajang Klangenan, Tak Khawatir saat Mogok di Jalan
Jadi Ajang Klangenan, Tak Khawatir saat Mogok di Jalan
A A A
Panik dan bingung. Mungkin itulah yang terjadi apabila mobil tua yang kita naiki mengalami permasalahan mesin. Apalagi, kerusakan itu terjadi saat kita melakukan sebuah perjalanan jauh dan berada di tempat asing yang tidak pernah dijamah.

Namun, bagi anggota Suzuki Forsa Community Indonesia (SFCI) chapter Jogja, Solo Semarang (Joglosemar) ini, permasalahan itu bukanlah hal yang perlu ditakutkan. Sebab, di mana pun berada, mereka dapat saling berkomunikasi dengan anggota lain di berbagai daerah untuk memberikan pertolongan.

“Itulah salah satu tujuan didirikannya komunitas ini. Selain menjadi ajang klangenan bagi para anggota pencinta mobil tua, khususnya Suzuki Forsa keluaran 1985-1990, komunitas ini juga dapat dijadikan ajang saling bertukar informasi dan menjalin hubungan kekeluargaan antaranggota di seluruh Indonesia,” kata Lurah SFCI chapter Joglosemar Novian Kristanto saat ditemui KORAN SINDO di sela acara gathering di Masjid Agung Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.

Menurut Novian, kelompok yang berdiri sejak 2012 itu merupakan komunitas yang diikuti oleh seluruh daerah di Indonesia. Di wilayah Joglosemar, anggotanya sudah mencapai 60 lebih. “Selain melakukan gathering seperti ini, kami juga menjadikan komunitas ini sebagai ajang tukar pikiran mengenai modifikasi mobil, pengetahuan memperbaiki mobil, dan sebagainya,” ujarnya.

Mobil tua sering mengalami berbagai permasalahan. Selain itu, keberadaan suku cadang (spare part) juga sangat minim sehingga membutuhkan pertolongan dari orang lain. “Kadang jika ada kawan di luar daerah yang kesulitan spare part, anggota lain yang memilikinya akan membantu. Selain itu, banyak pula anggota kami yang gandrung memodifikasi baik interior maupun eksterior mobil sehingga di komunitas bisa saling bertukar ilmu,” tandasnya.

Selain gathering bersama, komunitas tersebut juga sering melakukan berbagai kegiatan untuk membantu warga yang membutuhkan. Anggota komunitas sering melakukan penggalangan dana untuk membantu masyarakat yang terkena musibah. “Seperti saat Gunung Kelud meletus, kami anggota iuran untuk memberikan bantuan kepada masyarakat di sana.

Selain itu, kami juga rutin melakukan donor darah saat pertemuan dan membagikan takjil saat Ramadan tiba,” ujarnya. Menurut Novian, sifat Komunitas SFCI sangatlah terbuka bagi siapa saja. Tak hanya bagi mereka yang memiliki mobil Suzuki Forsa, masyarakat yang tidak memiliki mobil dan ingin bergabung juga dipersilakan. “Intinya, komunitas ini adalah kekeluargaan dan kebersamaan untuk semua anggota,” tandasnya.

Salah satu anggota SFCI asal Salatiga Hari Indrianto mengungkapkan, menjadi anggota komunitas SFCI sangat memberikan banyak manfaat baginya. Tak hanya memiliki keluarga baru, di komunitas itu dia juga mendapat ilmu dan pengalaman mengenai perawatan mobil Forsanya. “Soalnya mobil tua seperti ini kan pasti banyak kendalanya, kalau tidak memiliki teman, tentu sulit saat mengalami kerusakan,” ujarnya.

Tak hanya itu, ada pengalaman menarik saat dia bergabung dengan SFCI. Saat itu seorang anggota komunitas dari Jakarta pernah mengalami kerusakan mobil di daerah Salatiga. Setelah ditelepon, dia langsung datang ke lokasi untuk memberikan pertolongan.

“Namun karena kerusakan parah, akhirnya teman saya itu saya pinjami mobil saya dan mobilnya saya bawa untuk diperbaiki. Saya sendiri berpikir, bagaimana kalau ini menimpa saya dan saya tidak memiliki teman komunitas, tentu sangat kesulitan. Inilah salah satu hal yang membuat saya selalu aktif dalam komunitas ini,” ungkapnya.

Andika Prabowo
Kota Semarang
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3788 seconds (0.1#10.140)