WikiLeaks: ISIS Produk AS

Kamis, 26 Maret 2015 - 14:09 WIB
WikiLeaks: ISIS Produk AS
WikiLeaks: ISIS Produk AS
A A A
MOSKOW - Keberadaan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) merupakan produk ”petualangan” Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah. Tudingan itu diungkapkan pendiri WikiLeaks, Julian Assange, berdasarkan data kabel rahasia dan laporan intelijen yang diperolehnya.

Assange menyebut bahwa AS adalah sosok penting dari kemunculan ISIS. Kebijakan AS di Timur Tengah, lanjut Assange, adalah penyebab utama muncul kelompok radikal tersebut. ”Campur tangan Barat di Timur Tengah memicu pembentukan ISIS ,” kata Assange. Dia menambahkan, ISIS adalah hasil langsung petualangan Barat yang merusak tatanan kehidupan masyarakat Libya dan Suriah.

”Kini petualangan mereka merusak Irak demi kepentingan geopolitik dan minyak,” tuding Assange. Semua orang, kata Assange, mengetahui bahwa senjata dikirim AS ke Suriah sebagai upaya mengurangi pengaruh Iran pascaperang di Irak dengan mendukung kelompok Sunni. ”Tapi, kita mengetahui dalam beberapa tahun terakhir, Arab Saudi, Qatar, dan Turki meningkatkan pengaruhnya dan ingin melepaskan diri dari AS,” katanya.

Apa yang diperoleh AS? Menurut Assange, Washington berhenti menjadi aktor geopolitik yang menekan perkembangan di Timur Tengah. Berbicara mengenai krisis Ukrania, Assange mengatakan, dugaan orang selama ini jika AS berada di balik konflik Ukraina adalah benar adanya. Menurut Assange, sejak dulu AS memang berusaha untuk menarik Ukraina menjauh dari Rusia dan mendekat ke Barat.

”Jika Ukraina tidak dapat menjadi anggota NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara), minimal lepas dari pengaruh Moskow. AS ingin mengurangi pengaruh industri dan militer Rusia dan pangkalan Angkatan Laut Moskow di Crimea,” tuturnya. Kiev mulai mendekati NATO pada Desember 2014 ketika Presiden Petro Poroshenko menandatangani pembatalan status nonblok Ukraina.

Dia berjanji akan menggelar referendum nasional tentang NATO pada lima atau enam tahun mendatang. ”Salah satu cara AS dan Eropa membawa Ukraina dekat dengan Barat yaitu membelanjakan miliaran dolar untuk menciptakan lembaga nirlaba,” sebut Assange. Melalui lembaga nirlaba itu, Barat menjanjikan diakhirinya korupsi di Ukraina. Assange juga menyebutkan bahwa kelompok pejuang Hamas di Palestina mendapatkan bantuan dari Israel.

Selama ini Hamas diidentikkan mendapatkan bantuan dari negaranegara Arab dan Iran. Padahal, selama ini dunia mengetahui bahwa Israel justru dekat dan mesra dengan rival utama Hamas, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). ”Data kabel kita menunjukkan Israel mendukung Hamas dalam masa pertumbuhan kelompok itu. Dukungan Israel untuk memecah PLO dan perjuangan Palestina,” ucap Assange dalam wawancara dengan harian Pagina/12.

Dia mengungkapkan, Hamas dan PLO merupakan contoh bagus rencana Barat untuk menekangerakan kiri sekuler di Timur Tengah. ”Barat membenci partai nasionalis dan kiri di Timur Tengah. Mereka melakukan segala upaya untuk menghancurkan mereka dan melengserkan dari kekuasaan.

Itulah kenapa mereka mendukung gerakan teokrasi,” tuding Assange. Sebelumnya Al Jazeera merilis data kabel rahasia yang menujukan badan intelijen Afrika Selatan mengungkapkan ada permintaan Badan Intelijen Pusat AS (CIA) untuk dihubungkan dengan pejuang Hamas. Namun, AS mengklaim mereka tidak memiliki hubungan formal dengan penguasa Gaza itu.

Namun, data kabel matamata itu menunjukkan laporan bahwa seorang agen CIA meminta bantuan seorang matamata Afrika Selatan di Yerusalem timur pada 2012 untuk menghubungi Hamas. ”Afrika Selatan menulis bahwa CIA sangat putus asa untuk mendekati Hamas dan Gaza sehingga agen CIA itu perlu meminta bantuan,” demikian laporan intelijen itu. Hamas merupakan organisasi Palestina yang memiliki sayap militer.

Mereka berulang kali melancarkan serangan ke Israel tahunlalu. Beberapanegara Barat juga menganggap Hamas sebagai organisasi terlarang. Pada Juli 2014 Israel melancarkan serangan terhadap pasukan Hamas. Sebanyak 2.000 warga Palestina dan 71 warga Israel tewas. Bukan kali ini saja Assange membocorkan data rahasia Pemerintah AS.

Belum lama ini, dia juga mengungkap taktik dan strategi penyamaran yang dilakukan CIA. Penyamaran CIA itu menggunakan dokumen palsu agar para agen CIA dapat melintas perbatasan internasional, termasuk di negara- negara Eropa. Dua dokumen rahasia yang bocor itu tertulis pada 2011 dan 2012 dengan status rahasia dan ”NOFORN”.

Status ”NOFORN” berarti dokumen itu tidak boleh dibagikan kepada lembaga intelijen yang menjadi aliansi AS. Secara garis besar, dokumen itu memaparkan sejumlah strategi para agen rahasia untuk menghindari pemeriksaan kedua di bandara dan perbatasan. Beberapa strategi CIA di antaranya larangan untuk tidak membeli tiket perjalanan secara tunai sebelum terbang.

Tip lainnya meminta para agen CIA agar tidak terlihat kusut dan berantakan ketika terbang dengan paspor diplomatik. Assange sampai saat ini masih berada di bawah perlindungan Kedutaan Besar Ekuador di Inggris. Pria berambut putih itu sedang menunggu kesempatan untuk bisa hijrah ke Amerika Tengah dan mendapat suaka di sana.

Andika hendra m
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5219 seconds (0.1#10.140)