Penanganan Sampah Sungai Masih Konvensional

Jum'at, 06 Maret 2015 - 13:24 WIB
Penanganan Sampah Sungai Masih Konvensional
Penanganan Sampah Sungai Masih Konvensional
A A A
JAKARTA - Penanganan sampah lokal maupun sampah kiriman dari hulu (Depok dan Bogor) yang mengalir di aliran sungai wilayah DKI Jakarta masih konvensional. Manusia sengaja diberdayakan untuk membersihkan sampah, sementara tingkat bahaya dan standar keamanan bagi mereka sangat tidak diperhatikan.

Aktivitas penyapu sampah di sungai seperti terlihat pada sipon atau terowongan air di Kali Bekasi. Mereka berjibaku untuk menarik, mengangkat, dan membuang sampah dari aliran sungai. Bahkan ada yang menyelam ketika hambatan sampah berada di dasar sungai.

“Sampah yang cukup melimpah tentu akan membuat sungai menjadi dangkal dan aliran air menjadi tersendat,” kata Direktur Utama PAM Jaya Sriwidayanto Kaderi kemarin. Menurut dia, sipon yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU) tersebut masih menggunakan tenaga manusia dan berpotensi membahayakan keselamatan.

“Sebenarnya yang paling baik menggunakan peralatan mekanikel yang sifatnya semiotomatis dan manusia hanya mengawasi. Seandainya terpaksa turun juga harus dilengkapi peralatan yang memadai,” ungkapnya. Dia mengatakan, aliran air sungai memiliki ketergantungan atas kelancaran dan kualitas air salah satunya yang melintasi sipon Bekasi.

“Untuk Jakarta, kita tidak ada sumber air lain kecuali air permukaan yakni sungai dari Waduk Jatiluhur itu hampir 80%. Sisanya memanfaatkan Sungai Cisadane, Krukut, dan Pesanggrahan Cengkareng,” ujar Sriwidayanto. Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PU Mudjiadi menuturkan, pihaknya telah mengupayakan maksimal pemeliharaan sungai termasuk sipon di Bekasi yang diserahkan kepada pihak ketiga.

Sejauh ini dia tidak mengetahui standar keamanan yang digunakan, namun dia yakin semua sudah sesuai prosedur. Menurut dia, penggunaan tenaga manusia untuk membersihkan aliran sungai dari sampah masih berpeluang ditingkatkan dengan alat modern. “Kalau selama bisa manual, ya tidak masalah.

Kalau tidak bisa manual, kita tingkatkan dengan mesin, namun kesehatan dan keselamatan pekerja harus diutamakan,” sebutnya. Penerapan sebuah peralatan modern juga harus melalui sebuah proses yang matang.

Yan yusuf
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7098 seconds (0.1#10.140)