Rusia Gelar Latihan Perang

Jum'at, 06 Maret 2015 - 11:43 WIB
Rusia Gelar Latihan Perang
Rusia Gelar Latihan Perang
A A A
MOSKOW - Kementerian Pertahanan Rusia menggelar latihan tempur besarbesaran di wilayah selatan negara itu dan wilayah yang dipersengketakan. Latihan perang itu sebagai bentuk tekanan terhadap negaranegara Eropa yang tergabung dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Lebih dari 2.000 pasukan khusus dengan 500 artileri dilibatkan dalam latihan tempur itu yang dimulai kemarin hingga 10 April mendatang. Kantor berita Rusia, Interfax, melaporkan, latihan tempur itu dilaksanakan di Rusia selatan dan distrik federal North Caucasus. Selain itu, latihan tempur itu juga akan melibatkan kekuatan di pangkalan militer Rusia di Armenia, wilayah yang diduduki pemberontak Georgia di Abkhazia dan South Ossetia, serta Crimea yang direbut Moskow tahun lalu.

“Aktivitas militer NATO di perbatasan Rusia jauh lebih aktif dibandingkan militer Rusia,” kata Deputi Menteri Pertahanan Rusia Anatoly Antonov kemarin. “Negaranegara NATO menggunakan situasi di Ukraina timur sebagai pembenaran agar mereka dapat bergerak maju mendekati perbatasan Rusia,” imbuhnya. Meski demikian, Antonov menegaskan aktivitas militer NATO tidak menjadi ancaman serius terhadap keamanan Rusia.

“Pasukan keamanan Rusia bertindak sewajarnya dan tetap waspada,” katanya. Latihan perang Rusia ingin dilihat negara-negara Barat sebagai bentuk unjuk kekuatan di tengah hubungan Moskow dan Eropa memanas karena krisis Ukraina. Baik Ukraina maupun Eropa menuding Rusia memberikan dukungan bagi pasukan pemberontak pro-Moskow di Ukraina timur.

Komandan Militer AS di Eropa Ben Hodges memperkirakan 12.000 pasukan Rusia mendukung gerakan pemberontakan di Ukraina. Namun, Rusia berulang membantah tuduhan itu. Antonov juga membantah tudingan negara-negara Barat tentang ribuan tentara Rusia yang siaga di sepanjang perbatasan Ukraina.

“Kenapa mereka (NATO) tidak mengatakan 12.000 tentara? Mungkin jumlah yang lebih besar 20.000 atau 25.000 prajurit Rusia?” sindirnya. Dia menegaskan, tidak ada pasukan Rusia di Ukraina. Sebelumnya, Rabu (4/3), sebuah kapal perang NATO tiba di Laut Hitam untuk berlatih bersama kapal-kapal Bulgaria, Rumania, Turki, dan negara Eropa lainnya.

Latihan tempur NATO itu dilaksanakan di tengah ketegangan di Ukraina timur meski NATO berdalih latihan tempur itu sebagai upaya rutin untuk memperkuat kekuatan militer di Laut Hitam. “NATO secara teratur mengirimkan kapal-kapal ke Laut Hitam untuk latihan perang dan kesiap-siagaan,” demikian kata pejabat NATO yang tak disebutkan namanya, dilansir Reuters.

“Penempatan kapal perang itu bertujuan untuk mengirimkan pesan tambahan tentang kekuatan aliansi kita di kawasan (Eropa),” imbuhnya. Latihan tempur NATO dipimpin oleh Laksamana Muda AS Brad Williamson yang mengerahkan USS Vicksburg dan beberapa kapal perang lain. Simulasi serangan antipesawat dan antikapal selam menjadi fokus utama.

Kemudian AS juga melaksanakan simulasi serangan terhadap kapal kecil dan manuver kapal-kapal perang. Latihan tempur NATO itu diawasi langsung pesawat tempur Rusia, Su-30 dan Su-24 dari Armada Angkatan Laut Hitam. Seiring peningkatan ketegangan dengan NATO, Rusia tengah meningkatkan kemampuan pertahanannya.

Kepala Angkatan Laut AS Laksamana Viktor Chirkov mengungkapkan, Moskow akan menambah armada kapalnya mencapai 50 kapal tahun ini. Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu mengungkapkan, militer akan menambah ribuan kendaraan tempur, 126 pesawat, 88 helikopter, dan dua sistem pertahanan misil Iskander-M.

Sebanyak 28 negara anggota NATO sepakat mendirikan enam komando dan pos kontrol di negara-negara Eropa Timur seperti Estonia, Latvia, Lithuania, Polandia, Bulgaria, dan Rumania. NATO juga bersepakat mendirikan kantor pusat baru di Polandia barat untuk memperkuat anggota baru pakta pertahanan itu di Eropa tenggara.

Andika hendra m
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4328 seconds (0.1#10.140)