Selandia Baru Sadap Komunikasi Pejabat Indonesia

Jum'at, 06 Maret 2015 - 11:42 WIB
Selandia Baru Sadap Komunikasi Pejabat Indonesia
Selandia Baru Sadap Komunikasi Pejabat Indonesia
A A A
WELLINGTON - Perangkat komunikasi pejabat penting dan operator jaringan telepon seluler Telkomsel Indonesia disadap Selandia Baru dan Australia.

Kontraktor Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) Edward J Snowden mengungkapkan, dua negara tersebut memata-matai Indonesia dan negara kecil Kepulauan Pasifik lain sejak 2009. Berdasarkan dokumen rahasia yang dibocorkan Snowden, setiap informasi yang didapat dari pejabat penting Indonesia dan Kepulauan Pasifik diambil dari saluran telepon, surat elektronik, pesan media sosial, dan berbagai metode lain.

Penyadapan itu dilakukan agen intelijen Selandia Baru, Birokrasi Keamanan Komunikasi Pemerintah (GCSB). Juru Bicara (Jubir) Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arrmanatha Nasir mengatakan, pemerintah masih mencoba mengklarifikasi dugaan penyadapan ini. “Ini kan penyadapan yang dilaporkan dari koran di Selandia Baru. Kita masih mencari konfirmasi terkait itu,” ujar dia kepada KORAN SINDO kemarin. “Jadi kami tidak bisa berkomentar lebih banyak,” sambungnya.

Motif pasti Selandia Baru dalam kasus ini masih menjadi pertanyaan besar. Namun, kepentingan mereka dinilai sejumlah ahli sangat kecil. Faktanya, Selandia Baru hanya menjadi pihak ketiga. Mereka menjual informasi itu kepada negara Lima Mata seperti Amerika Serikat (AS), Australia, Britania Raya, dan Kanada.

Penulis Selandia Baru Nicky Hager mengatakan, negaranya telah menodai hubungan baik dengan Indonesia dan negara Kepulauan Pasifik. “Negara Lima Mata pimpinan AS memang sering mencoba memata-matai setiap negara di dunia. Alasan Selandia Baru turut mematamatai negara kecil di Pasifik karena ingin diakui,” katanya, dikutip Nzherald . Dokumen rahasia yang dibocorkan Snowden tertulis pada 2009.

Saat itu GCSB mengumpulkan rekaman dan arsip komunikasi para pejabat penting Indonesia, Fiji, Samoa, Kepulauan Solomon, dan Polynesia Prancis. Mereka menyimpannya di sebuah database komputer yang juga bisa diakses Agen Keamanan Nasional AS. Hager mengatakan, dokumen rahasia lain kemungkinan akan kembali terungkap pada masa mendatang.

Kemarin dia meminta bantuan surat kabar New Zealand Herald dan media online Intercept dalam mengungkapkan dokumen sensitif itu. Namun, Perdana Menteri (PM) Selandia Baru John Key enggan memberikan komentar. CGSB tidak bekerja sendirian dalam melakukan penyadapan terhadap target tertentu seperti perusahaan komunikasi Indonesia, Telkomsel.

Mereka dibantu agen intelijen Australia, Direktorat Sinyal Australia (ASD). Saat dihubungi wartawan lokal, CGSB menolak memberikan komentar, termasuk ASD. CGSB secara hukum dilarang memata-matai warga Selandia Baru, kecuali atas permintaan tertentu untuk mendukung kepentingan otoritas terkait seperti pencarian pelaku kriminal. Namun, CGSB memiliki ruang yang lebih leluasa di dunia luar. Mereka legal jika kedapatan memata-matai aktivitas warga asing di negara lain.

Muh shamil
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7749 seconds (0.1#10.140)