Pangkalan Nakal Terancam Diskorsing

Jum'at, 06 Maret 2015 - 10:47 WIB
Pangkalan Nakal Terancam Diskorsing
Pangkalan Nakal Terancam Diskorsing
A A A
CIREBON - Pengkalan nakal yang menjual gas bersubsidi 3 kg di atas HET terancam sanksi. Setidaknya hingga kini sudah ada 60 pangkalan dan satu agen gas di wilayah Cirebon yang ditutup. Sementara itu, untuk mengantisipasi meningkatnya peng gunaan gas 3 kg, digelar operasi pasar (OP) gas 3 kg di empat daerah di Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon, kemarin.

Koordinator Daerah Hiswana Migas Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon Gunawan Kalita menyebutkan, pangkalan dan agen yang ditutup tersebut karena menaikkan harga di atas HET. Selain itu, mereka diketahui menjual gas subsidi kepada kalangan industri. “Saya sendiri juga punya agen dan baru menutup dua pangkalan di wilayah Kabupaten Cirebon.

Mereka disinyalir memasok ke pengoplos dan menjual gas subsidi di atas HET, masuk kategori bandel,” ungkap dia yang juga pemilik Agen Gas Linggarjati Jaya Abadi dan Rejeki Indo Alam ini, di sela OP gas kemarin. Penutupan, diyakinkan dia, didahului pembinaan. Pangkalan dan agen yang cenderung tak bisa dibina, maka sanksinya berupa penutupan.

Penutupan, di pastikan dia, lebih pada upaya mengutamakan kepentingan masyarakat. Jika dibiarkan, pangkalan dan agen yang membandel akan merugikan masyarakat. Selain harga mahal, pengoplospun merajalela. Untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi gas melon di daerah, kemarin digelar OP gas.

Di Kota Cirebon, OP dilaksanakan di satu titik yakni Kantor Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Kejaksan. Sementara di Kabupaten Cirebon dilaksanakan di tiga titik, yakni Desa Kaligawe, Kecamatan Susukanlebak, Desa Gebang Pesisir, Kecamatan Gebang, dan Kelurahan/Kecamatan Sumber.

Setiap titik disediakan 560 tabung yang dijual terbuka sesuai HET yakni Rp16.000/ tabung. Menurut dia, harga gas melon di pangkalan resmi bisa saja tetap sesuai HET. Namun yang membuatnya mahal ketika gas tersebut telah dijual di tingkat pengecer. “Bisa sampai Rp18.000- Rp20.000/tabung. Kalau beli langsung ke pangkalan sih sesuai HET,” kata dia.

Untuk HET gas 12 kg saat ini Rp135.200/tabung. Di pengecer bisa dihargai Rp140.000- Rp145.000 pertabung. Sementara untuk HET gas 14 kg senilai Rp168.000. Dalam kesempatan itu, Senior Executive Rayon X Wilayah Cirebon PT Pertamina Hendi Surya Indrawan mengklaim, tak ada kelangkaan gas di wilayahnya. Hal ini dibuktikan dengan situasi umum OP hari itu yang tidak menyebabkan antrean warga.

Kebutuhan gas subsidi di Wilayah Cirebon sendiri tercatat sekitar 4 juta/bulan atau dalam waktu 25-26 hari kerja. “Kalau untuk Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon saja sekitar 1,4 juta/ bulan. Itu dalam hitungan 25-26 hari kerja mengingat hari Minggu kan tutup,” jelas dia. Total pihaknya mendistribusikan gas melon sebanyak 20.000 tabung. Selain di distribusikan terbuka di 16 titik di wilayah Cirebon sebanyak 560 tabung di tiap titik, pihaknya juga mendistribusikan sisanya secara tertutup.

Dia mengakui, tak semua daerah digelar OP gas. Menurut dia, jika semua daerah dilaksanakan OP, bisa-bisa distribusi gas secara keseluruhan terhambat. Saat ini tercatat sekitar 4.200 pangkalan dan 74 agen gas di wilayah Cirebon. Seorang warga Samadikun, Kecamatan Kejaksan, Isa, 38, yang turut membeli gas dalam OP itu mengatakan, harga gas melon di tingkat pengecer kini menjadi Rp17.500-Rp 18.000/tabung.

Menurut dia, kenaikan itu berlaku sejak kenaikan harga gas 14 kg. “Gas 14 kg naik, gas melon ikutan naik. Berat juga karena saya setiap tiga hari sekali harus beli gas,” ungkap dia.

Erika lia
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3475 seconds (0.1#10.140)