Eksekusi Tinggal Tunggu Waktu

Kamis, 05 Maret 2015 - 10:56 WIB
Eksekusi Tinggal Tunggu Waktu
Eksekusi Tinggal Tunggu Waktu
A A A
JAKARTA - Kejaksaan Agung (Kejagung) memastikan pelaksanaan eksekusi terhadap para terpidana mati segera dilakukan.

Kejagung telah berkoordinasi dengan Polri serta Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) mengenai kesiapan akhir dan personel regu tembak. ”Persiapan sudah 95%, tinggal menunggu laporan terakhir seperti apa,” kata Jaksa Agung HM Prasetyo di Jakarta kemarin. Prasetyo tidak mengungkapkan detail waktu eksekusi tersebut.

Namun dia menegaskan bahwa keseluruhannya akan dilakukan diLembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Prasetyo menyadari ada upaya-upaya perlawanan terhadap eksekusi ini, baik yang dilakukan para terpidana berupa upaya hukum peninjauan kembali (PK) ataupun pihak lain. Misalnya berupa tekanantekanan agar hukuman urung dilakukan. Namun pihaknya tidak akan berubah sikap.

”Ini pesan kepada semua pihak bahwa Indonesia betul-betul tidak menoleransi gembong narkoba,” tegas dia. Wakapolri Komjen Pol Badrodin Haiti mengatakan, sekitar 250 personel dari Polda Jawa Tengah diterjunkan untuk mengawal pelaksanaan hukuman mati. Sebanyak 130 personel bertindak sebagai eksekutor dan lainnya petugas pengamanan. ”Regu tembak telah berada di lokasi,” kata Badrodin.

Sebagaimana data Kejagung, sedikitnya 10 narapidana masuk daftar eksekusi mati gelombang dua. Mereka termasuk anggota sindikat Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran (selengkapnya lihat infografis). Eksekusi ini merupakan lanjutan dari pelaksanaan pertama pada 18 Januari lalu.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, dari seluruh narapidana, baru tiga yang berada di Lapas Nusakambangan. Mereka adalah Chan, Myuran, dan Raheem Agbaje Salami. Adapun sejumlah narapidana lain dalam proses pemindahan. Ada juga yang masih berjuang keras lolos dari regu tembak dengan mengajukan PK.

Masuk Nusakambangan

Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dipindahkan dari Bandar Udara Ngurah Rai Bali kemarin pagi. Pesawat carter Wings Air dengan nomor penerbangan ATR-72-600 PK-WGO lepas landas pada pukul 06.50 Wita menuju Bandara Tunggul Wulung, Cilacap, Jateng. Mereka tiba di Nusakambangan sekitar pukul 08.16 WIB. Pengawalan ketat juga diberlakukan terhadap Raheem Agbaje Salami yang dibawa dari Lapas Madiun.

Terpidana mati kasus narkoba ini dibawa keluar sel sekitar 02.00 WIB dan tiba di Nusakambangan sekitar pukul 10.00 WIB. Pemindahan Raheem menggunakan jalur darat dengan empat mobil. ”Raheem sudah siap menjalani eksekusi,” kata Kepala Lapas Klas 1 Madiun Anas Saeful Anwar. Dia menerangkan, dalam surat yang dibuatnya, Raheem telah menyampaikan permintaan terakhirnya, yaitu dikebumikan di Madiun.

Reaksi Keras Australia

Pemerintah Australia kembali mereaksi keras rencana eksekusi mati Chan dan Myuran . Mereka mengaku muak setelah upaya diplomatik buntu. Perdana Menteri Tony Abbott mengungkapkan, rakyat Australia tersakiti dengan perkembangan rencana eksekusi tersebut. Meski geram, Abbott berharap ada ”perubahan hati” Indonesia.

”Saya berharap di tengah jam-jam akhir, malaikat-malaikat baik sebagai sikap asli rakyat Indonesia akan muncul,” katanya. Eksekusi memunculkan ketegangan hubungan diplomatik antara dua negara. Perkembangan terakhir, sebuah teror balon ”darah” muncul di Kantor Konsulat Jenderal RI di Sydney, Senin malam (2/3).

Kepala Badan Intelijen Negara Letjen TNI (Purn) Marciano Norman meminta Australia mencari pelaku pelemparan dan memberikan dukungan keamanan terhadap KJRI di Sydney.

Alfian faisal/ eka setiawan/ dili eyato/sucipto/ andika hendra m/ant
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8679 seconds (0.1#10.140)