KAA Jadi Penarik Turis Asing

Minggu, 01 Maret 2015 - 11:04 WIB
KAA Jadi Penarik Turis Asing
KAA Jadi Penarik Turis Asing
A A A
BANDUNG - Pemkot Bandung akan memanfaatkan peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) untuk menggenjot tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ke Parijs van Java.

Mengingat skala besar event internasional ini, Pemkot berani me nargetkan 500.000 wisatawan berkunjung selama tahun 2015. Demikian dikatakan Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandung Kenny Dewi Kaniasari selepas menghadiri jumpa pers peringatan KAA ke-60 di Museum KAA, Jalan Asia Afrika kemarin.

“Negara yang dibidik diantaranya Tiongkok, negara-negara di middle east (Timur Tengah) dan Asean. Tahun 2014 lalu tingkat kunjungan wisman ke Bandung 200.000 orang dari total 6 juta orang wisatawan yang datang,” ungkapnya. Pemkot sangat berharap 10 tahun KAA benar-benar bisa menjadi magnet bagi wisatawan asing.

Salah satunya pada acara khusus yakni Asian African Carnival yang melibatkan 50 negara dan 20 daerah di Indonesia. “Sejauh ini sudah ada 15 negara dan empat daerah di Indonesia yang confirm hadir. Setiap perwakilan mendelegasikan 10 orang performer dan satu official. Yang sudah confirm diantaranya Afganistan, India, Iran, Sri lanka, Korea Selatan, Tiongkok, dan Malaysia.

South Africa dan Argentina sudah menghubungi, baru tanya-tanya,” paparnya. Selain itu ada satu momen yang juga berpotensi mengundang perhatian turis manca negara yakni pemecahan rekor dunia permainan angklung yang bakal diikuti 20.000 orang. Acara lain yakni Festival of Nations, Solidarity Day and Tribute to Soekarno and Mandela, konferensi mahasiswa Asia Afrika, Commemorian Historical Walk, dan lain-lain.

“Selama pelaksanaan historical work dan Asian African Carnival tanggal 24 dan 25 April, Jalan Asia Afrika akan ditutup. Tanggal 26 giliran Jalan Dago yang ditutup untuk kegiatan lainnya. Kami sudah koordinasi dengan Pak Wali maupun pihak kepolisian,” tuturnya. Kepala MKAA Thomas Ardian Siregar menambahkan, peringatan KAA ke-60 tahun ini diharapkan bisa menumbuhkan nilai-nilai yang telah dibangun oleh para pendahulu bangsa.

Seperti berdampingan secara damai, kesetaraan, dan semangat kerja sama. “Semangat kebersamaan, membawa kuat persaudaraan bisa menghilangkan kolonialisme harus ditumbuhkan kembali. Terlepas dari bagaimana keadaan negara kita, Indonesia diharapkan bisa konsisten dalam memberi semangat menghapuskan penjajahan di atas dunia. Seperti pendahulu bangsa yang menginisiasi KAA,” tuturnya.


Fauzan
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6547 seconds (0.1#10.140)