Bekasi Intensifkan Razia Begal Motor

Sabtu, 28 Februari 2015 - 11:02 WIB
Bekasi Intensifkan Razia Begal Motor
Bekasi Intensifkan Razia Begal Motor
A A A
BEKASI - Wilayah pinggiran Ibu Kota salah satunya Bekasi menerapkan waspada begal sepeda motor karena aksi mereka semakin hari semakin berani dan sadis.

Komplotan begal disinyalir menyasar daerah pinggiran DKI Jakarta. “Masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan. Kami terus mengawasi beberapa titik rawan terjadi aksi kriminalitas,” ujar Kapolresta Bekasi Kota Kombes Pol Rudi Setiawan kemarin. Sebelumnya perampok sepeda motor bersenjata api beraksi di Duren Jaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi.

Mereka yang berusaha mengambil motor di sebuah ruko dipergoki warga lalu dikejar. Perampok yang terdesak memuntahkan senjata api. Beruntung, tidak ada warga yang menjadi korban. Selain Bekasi, Tangerang dan Depok juga rawan aksi pelaku perampokan motor.

Seorang begal dibakar massa di Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dan teman lainnya kabur. Aksi begal di Depok lebih beringas. Begal membunuh pengendara motor yang melintas di Jalan Juanda dan Margonda. Begal di Depok juga beraksi dengan modus menjerat korban dengan tali yang diikatkan ke pohon hingga modus mengaku sebagai polisi.

Atas beberapa kejadian tersebut, polisi mengintensifkan razia di 12 kecamatan se-Kota Bekasi untuk mengantisipasi atau mempersempit ruang gerak komplotan begal. “Kami juga tidak segan menindak tegas begal bila membahayakan petugas,” kata Rudi.

Selama kurun waktu dua bulan, pihaknya telah menembak mati empat begal asal kelompok Lampung yang kerap meresahkan masyarakat. Polda Metro Jaya juga menggiatkan razia setiap hari untuk mengantisipasi maraknya kejahatan jalanan. Razia dilakukan di wilayah perbatasan Jakarta dengan Tangerang, Jakarta dengan Bekasi, Jakarta dengan Depok, dan di ujung-ujung Kabupaten Bogor.

“Razia dimulai pukul 21.00 hingga 05.00 WIB. Incaran utama saat razia adalah senjata tajam dan senjata api,” ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Unggung Cahyono. Untuk razia di daerah perbatasan, Polda Metro Jaya mengirimkan satu satuan setingkat kompi (SSK) Dalmas dan 30 personel gabungan dari Reserse, Ditreskrimsus, dan Satuan Narkoba.

Gencarnya razia dan operasi pemburuan pelaku kejahatan membuahkan hasil. Sebanyak 244 pelaku kejahatan ditangkap selama Januari-Februari 2015. sebanyak 13 di antaranya kelompok Lampung yang kerap beraksi di Ibu Kota. “Ada 43 kasus curas, 38 kasus curat, dan 63 kasus curanmor,” sebutnya.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Heru Pranoto mengatakan, selama ini kelompok Lampung cenderung melakukan aksi kejahatan secara sadis. Namun, tidak hanya kelompok Lampung, ada juga kelompok begal lain yang berasal dari Karawang, Pandeglang, Bogor, Depok, serta Bekasi.

“Kelompok di luar Lampung cenderung tak memperlakukan korban secara sadis. Bila korban tidak melawan, tak akan dilukai. Kelompok ini juga memakai senjata hanya untuk mengancam,” ungkapnya.

Berbeda dengan kelompok begal asal Lampung yang meskipun korban tak melawan, pasti akan dilukai. Psikolog forensik Reza Indragiri Amriel mengingatkan polisi harus meningkatkan kinerjanya yakni menegakkan hukum demi memberikan perlindungan kepada masyarakat.

Terpenuhinya rasa aman itu akan membuat publik kembali percaya terhadap kepolisian sehingga aksi main hakim sendiri bisa dicegah. “Bila hukum positif mandul, sanksi sosial lebih dahsyat,” ucapnya.

Abdullah M Surjaya/ Helmi Syarif
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2653 seconds (0.1#10.140)