Introspeksi Bidikmisi

Kamis, 26 Februari 2015 - 10:10 WIB
Introspeksi Bidikmisi
Introspeksi Bidikmisi
A A A
Putra Dewangga Candra Seta
Mahasiswa Jurusan Fisika FMIPA, Kepala Departemen Kominfo Himasika ITS. Institut Teknologi Sepuluh Nopember


Kita ketahui bahwa pemerintah sudah sejak 2010 meluncurkan program Bidikmisi untuk membantu biaya pendidikan dan biaya hidup bagi mahasiswa yang tidak mampu.

Itulah yang masyarakat tahu tentang Bidikmisi. Tetapi sebenarnya, Bidikmisi diperuntukkan bagi mahasiswa yang memiliki potensi akademik yang memadai dan kurang mampu secara ekonomi. Singkatnya, Bidikmisi hanya untuk mahasiswa yang pintar tetapi tak mampu secara ekonomi. Ada beberapa introspeksi yang perlu dilakukan.

Pertama, bagaimana nasib calon mahasiswa yang kurang pintar dan kurang mampu secara ekonomi? Apakah mereka juga tak ingin kuliah? Banyak sekali calon mahasiswa sejenis itu yang menginginkan kuliah. Salah satu faktor penghambatnya adalah nilai rapor SMA. Banyak sekolah yang menerapkan sistem seleksi nilai rapor untuk menyaring calon mahasiswa yang akan mendapat rekomendasi dari kepala sekolah.

Pada akhirnya, calon mahasiswa yang tak memiliki nilai rapor yang memadahi tak dapat rekomendasi. Kedua, kuota Bidikmisi pada tiap PTN berbeda-beda dan jumlah ini tak disinkronkan dengan mahasiswa baru yang diterima dan masuk di tiap PTN. Hal ini menyebabkan ada PTN yang kekurangan penerima Bidikmisi, sehingga pihak PTN harus mencari-cari relawan yang mau menerima Bidikmisi agar kuota Bidikmisi di PTN tersebut terpenuhi.

Ketiga, ada berita tentang pemecatan terhadap mahasiswamahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi ini. Mahasiswa-mahasiswa inilah yang tidak bisa meningkatkan prestasi IP yang minimal harus diraih 2,75. Nilai tersebut diraih karena mahasiswa sering mangkir kuliah. Sebenarnya yang tepat bukanlah pemecatan, namun pencabutan hak beasiswa Bidikmisi.

Lengahnya mahasiswa penerima Bidikmisi dimungkinkan karena memang rendahnya motivasi si penerima beasiswa untuk melanjutkan kuliah, atau bisa jadi kesibukannya mencari tambahan penghasilan dan faktor keuangan lainnya, sehingga dibutuhkan banyak pelatihan dan motivasi kepada para penerima Bidikmisi ini, bukan sertamerta langsung dilakukan pencabutan.

(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2918 seconds (0.1#10.140)