Penderita Kepikunan Mungkin Memiliki Talenta Tersembunyi

Minggu, 01 Februari 2015 - 13:00 WIB
Penderita Kepikunan Mungkin Memiliki Talenta Tersembunyi
Penderita Kepikunan Mungkin Memiliki Talenta Tersembunyi
A A A
Seorang pebisnis berusia 60 tahun kehilangan pekerjaan dan sebagian besar kehidupan pribadinya akibat kepikunan. Meski mentalnya dalam kondisi lemah, dia belajar bermain saksofon untuk pertama kali dalam hidupnya dan bermain dengan sangat luar biasa bagus.

Pria Korea Selatan (Korsel) yang disebut J.K. dalam laporan penelitian terbaru itu telah mengembangkan bentuk kepikunan yang disebut frontotemporal dementia (FTD), di mana lobus frontal dan temporal otaknya menyusut. Akibat kondisi ini, kepribadian J.K. secara bertahap berubah. Dia mulai berperilaku tak tepat dalam situasi sosial dan mulai memiliki masalah bahasa dan ingatan. Tapi berkat dukungan istrinya, dia belajar bermain instrumen musik.

“Dia bahkan tampil sangat memukau, paling menonjol dalam kelas saksofon yang dia ikuti,” ungkap laporan yang diterbitkan dalam jurnal Neurocase pertengahan bulan ini. “Kasus ini menunjukkan bahwa orang dengan masalah kepikunan mungkin memiliki talenta dan kemampuan tersembunyi yang dapat muncul saat diberi peluang,” papar Dr. Daniel Potts, spesialis demensia (kepikunan), di Alabama dan anggota American Academy of Neurology.

“Jika kita benar-benar memberi orang peluang dan tidak menyerah pada mereka dan mencoba mendukungnya, banyak dari mereka mungkin mampu melakukan banyak hal seperti ini.” FTD merupakan tipe kepikunan yang memengaruhi orang yang usianya lebih muda dibandingkan yang dialami jenis demensia lainnya seperti alzheimer.

Potts menjelaskan, FTD juga berbeda dengan alzheimer. “Bukannya kehilangan memori jangka pendek, Anda memiliki lebih banyak masalah perilaku yang terlihat sebagai perilaku sosial yang tidak tepat, rasa malu, menarik diri dari pertemuan sosial normal, dan Anda memiliki sejumlah masalah bahasa,” tuturnya.

Meski demikian, pasien dengan FTD mungkin tetap mempertahankan skill yang mereka pelajari, seperti bermain game dan bahkan menunjukkan keahlian seni, kemampuan musik, seperti sejumlah studi yang dilaporkan. “Yang membedakan tentang kasus ini ialah orang ini bermain instrumen musik setelah dia didiagnosa FTD dan tidak pernah melakukannya sebelumnya dan saya pikir ini kasus yang unik,” ujar Potts.

syarifudin
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 3.0982 seconds (0.1#10.140)