Tekuk Korsel, Socceroos Cetak Sejarah

Minggu, 01 Februari 2015 - 11:23 WIB
Tekuk Korsel, Socceroos Cetak Sejarah
Tekuk Korsel, Socceroos Cetak Sejarah
A A A
SYDNEY - Gemuruh meledak di Stadion ANZ, Sydney, kemarin, saat timnasional (timnas) sepak bola Australia menorehkan sejarah. Untuk kali pertama The Socceroos menjuarai Piala Asia 2015. Di partai final, Mile Jedinak dkk menundukkan Korea Selatan (Korsel) 2-1.

Dalam laga yang disiarkan langsung SINDOTV itu, Australia membuka keunggulan lewat gol Massimo Luongo pada menit ke-45. Akan tetapi, Korsel justru mampu bangkit setelah gol Heung Min Son (90+2) menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Tak pelak atmosfer laga menjadi kian sengit.

Australia agaknya tak mau menyia-siakan kesempatan emas. Dukungan fans yang memenuhi stadion memberikan suntikan motivasi tersendiri dalam masa perpanjangan waktu. Semangat gigih itu akhirnya membuat Socceroos berbalik unggul lewat gol James Troisi (105). Skor 2-1 bertahan hingga akhir laga.

Bagi Negeri Kanguru, kemenangan ini terasa begitu istimewa. Mahkota juara diangkat di depan publik sendiri. Tak hanya itu, Socerroos juga menjadi tim paling produktif dengan gelontoran 14 gol. Sejak memutuskan hengkang dari zona Oceania dan bergabung dengan Asosiasi Sepak Bola Asia (AFC) pada 2006 lalu, Australia menjadi salah satu tim yang difavoritkan untuk menjadi juara.

Grafik penampilan Australia pada tiga kali keikutsertaannya di Piala Asia terus mengalami peningkatan. Mereka mencapai perempat final tahun 2007, runner-up (2011), serta menjadi juara saat menjadi tuan rumah pada tahun ini. Keberhasilan ini pun disambut sukacita Pelatih Ange Postecoglou.

Dia mengatakan, semangat juang pantang menyerah sepanjang pertandingan menjadi salah satu kunci kemenangan timnya atas Korsel. Postecoglou berharap kesuksesan di Piala Asia menjadi awal yang baik bagi Australia agar dapat meraih prestasi lebih baik lagi di turnamen bergengsi lainnya, Piala Dunia.

”Saat ini saya seperti kehabisan kata-kata. Saya hanya merasasangat banggakepada semua pemain. Malam ini (sore kemarin) para pemain menunjukkan keberanian yang luar biasa. Saya mengetahui bahwa kami bisa menyelesaikan pertandingan dengan hasil yang lebih baik. Kami bangga karena berada dalamkondisi fit. Itu hanya masalah mengambil kesempatan dan kami melakukannya,” kata Postecoglou seperti dilansir news.com.

Senada dengan Postecoglou, kebahagiaan juga dirasakan para pemain, salah satunya John Aloisi. Dia mengaku sangat bangga menjadi bagian dari kesuksesan Australia menjadi juara Piala Asia. ”Ini adalah pencapaian tertinggi bagi kami,” paparnya. Sementara itu di kubu lawan, kekalahan 1-2 dari Australia membuat harapan Korsel meraih gelar Piala Asia ketiga setelah tahun 1956 dan 1960 sirna.

Bagi Taegeuk Warriors , hal tersebut sekaligus menjadi kegagalan mereka yang keempat kalinya di final. Sebelumnya Korsel menjadi runner-up pada Piala Asia 1972, 1980, dan 1988. Menanggapi hasil buruk yang dialami timnya, Pelatih Uli Stielike menilai Korsel tidak layak kalah karena bermain bagus sepanjang pertandingan. Meski kalah, Korsel setidaknya boleh berbangga.

Pasalnya, sepanjang turnamen, mereka hanya kebobolan satu gol. Hal itu sudah cukup membuktikan bahwa lini pertahanan Korsel sangat solid. ”Sangat sulit mengalami kekalahan di final setelah bangkit dari ketertinggalan. Para pemain telah bekerja keras dan membuat kami kembali ke permainan,” ujarnya. ”Ini sangat memalukan karena cara bermain kami menunjukkan bahwa kami tidak pantas kalah. Tapi saya memiliki satu hal bahwa fans harus tetap bangga atas tim ini,” tambah dia.

Alimansyah
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4442 seconds (0.1#10.140)