Keindahan Misterius Taman Nasional Nikko

Minggu, 01 Februari 2015 - 10:50 WIB
Keindahan Misterius Taman Nasional Nikko
Keindahan Misterius Taman Nasional Nikko
A A A
Taman Nasional Nikko di Prefektur Tochigi, Jepang, merupakan lokasi wisata yang tidak boleh dilewatkan karena keindahan dan kemisteriusannya. Kenapa? Mentari masih malu-malu bersinar saat saya dan beberapa rekan wartawan dari Indonesia pergi menuju Nikko National Park atau Taman Nasional Nikko di kawasan Tochigi dari Bandara Haneda, Jepang.

Cuaca kala itu memang sangat dingin. Meski belum dihujani salju, suhunya cukup merepotkan bagi kami yang biasa hidup di kawasan tropis. Tidak heran, jauh-jauh hari Andre, warga Malaysia yang menemani kami selama di Jepang, meminta kami langsung membungkus badan dengan jaket tebal setibanya di Haneda. Perjalanan menuju Nikko National Park cukup lama jika ditempuh dari Haneda.

Meski demikian, waktu panjang yang dihabiskan menuju kawasan taman nasional yang sudah dijaga sejak 1934 tersebut sangat mengasyikkan. Sebelum mencapai kawasan Nikko, bus yang kami tumpangi harus mendaki jalan berbukit yang berkelak-kelok yang mereka beri nama Irohazaka. Ingat Kelok 44? Semacam itulah kelokan yang harus ditempuh.

”Bedanya kelokan ini tidak didapat dari jumlah angka, tapi jumlah silabel Jepang. Total ada 48 kelokan,” sebut Andre yang sering disapa orang Jepang dengan nama Andore. Jalur mendaki, untungnya bisa ditempuh dengan mudah karena memang jalannya terlalu lebar dan mulus. Belum lagi pemerintah Jepang memberlakukan sistem satu arah di jalur pendakian ini.

Tak jarang saya tersenyum-senyum ketika melihat beberapa bikersdengan motor dua silinder berkapasitas besar merebahrebahkan badannya hampir menempel aspal. Ah, seandainya saya yang di situ, bukan di dalam bus. Sesampainya di Nikko, Andore mengajak kami ke Danau Chuzenji. Danau ini terlihat begitu tenang. Dipadu dengan cuaca yang dingin menusuk, ketenangan Danau Chuzenji jadi sangat misterius.

Cerita Danau Chuzenji agak sedikit mirip dengan Danau Toba. Jika Danau Toba terjadi karena letusan gunung berapi yang sangat besar, sedangkan Danau Chuzenji terjadi karena ledakan Gunung Nantai yang ada di dekat danau tersebut. ”Bedanya, ledakan Gunung Nantai menutup aliran sungai yang ada di dekatnya, maka jadilah danau,” ucap Andore.

Aliran air yang tidak terbendung menjadi air terjun yang banyak ditemukan di sekitaran Taman Nasional Nikko. Kebetulan kami diajak Andore mengunjungi dua di antara air-air terjun itu, yakni Kegon dan Ryuzu. Jika dibandingkan antara Kegon dan Ryuzu, maka Kegon merupakan air terjun yang paling menarik. Sebab, ketinggiannya mencapai 97 meter. Dan pemerintah Jepang menyulap lokasi air terjun Kegon menjadi lokasi wisata yang atraktif.

Tapi, siapa yang menyangka di balik keindahan tersebut, air terjun Kegon ternyata menyimpan misteri. Pada 22 Mei 1903, seorang siswa elite Jepang bernama Misao Fujimura bunuh diri dari atas air terjun Kegon. Disebutsebut Misao Fujimura putus asa karena tekanan sekolah yang ingin dirinya dengan cepat menguasai bahasa Inggris.

Galau dan tertekan, Misao Fujimura yang kala itu baru berusia 17 tahun memutuskan mengakhiri hidupnya. Uniknya apa yang dilakukan oleh Misao Fujimura malah diikuti anak-anak muda di Jepang. Empat tahun setelah peristiwa Misao Fujimura, pemerintah Jepang mencatat ada 145 anak muda bunuh diri di air terjun Kegon. Bagaimana dengan sekarang?

”Sekarang mereka tidak terpikir lagi bunuh diri di sini. Banyakan yang narsis karena pengin eksis,” ucap Andore sambil tertawa. Ya, berkunjung ke Nikko memang terlalu sayang tidak diabadikan dengan bidikan kamera. Nikko begitu tenang dan kontemplatif sehingga bisa kita manfaatkan untuk merenung dan merefleksi perjalanan hidup. Lagi pula berkunjung ke Jepang tidak harus melulu menikmati modernnya Kota Tokyo atau dinginnya Hokkaido, kan?

Wahyu sibarani
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4924 seconds (0.1#10.140)