Indonesia Butuh Persiapan Hadapi MEA

Sabtu, 31 Januari 2015 - 11:23 WIB
Indonesia Butuh Persiapan Hadapi MEA
Indonesia Butuh Persiapan Hadapi MEA
A A A
Imam Sampoerno
Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik.

Siapkah Indonesia menghadapi persaingan ekonomi 2015? Persaingan ekonomi identik dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Isu MEA sudah tersebar pada 2014 walau diprediksi terlaksana akhir 2015. Pertanyaannya, siapkah pemuda khususnya mahasiswa bersaing dalam MEA? Indonesia negara yang subur dan mempunyai sumber daya alam (SDA) yang berlimpah. Ini harus diiringi kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

Selama ini Indonesia mengekspor barang mentah dengan harga murah dan membeli barang jadi atau setengah jadi dengan harga jual mahal, padahal diekspor dari Indonesia. Ini mengidentifikasikan bahwa kemampuan SDM Indonesia masih lemah. Sudah saatnya pemerintah berupaya meningkatkan SDM yang lebih berkualitas demi kesejahteraan bangsa.

Melihat SDM yang seperti ini, Indonesia dirasa belum siap merealisasikan MEA. Sebelum MEA terlaksana, pemerintah harus serius memikirkan berbagai dampak dari MEA, baik positif maupun negatif. Dampak positifnya akan tercipta pasar bebas barang dan jasa serta tenaga kerja. Produk Indonesia bisa dengan mudah dijual di luar negeri, begitu juga sebaliknya.

Tidak dapat dipungkiri paradigma masyarakat lebih bangga menggunakan produk impor dibandingkan produk asli Indonesia. Ini tidak bisa dibiarkan. Pemerintah harus menciptakan ekonomi yang lebih kreatif agar mampu bersaing dalam sektor perdagangan. Mungkin inilah waktu yang tepat untuk mengajak generasi muda, khususnya mahasiswa, ikut serta dalam pembangunan perekonomian Indonesia.

Ini akan jadi proses pembelajaran yang nyata bagi mahasiswa sebagai ujung tombak penerus bangsa ini. Keberadaan MEA di Indonesia bisa saja menjadi lapangan pekerjaan yang akan diisi banyak orang asing yang memiliki SDM lebih kompeten. Jika ini dibiarkan, akan menambah beban permasalahan yang harus dihadapi Indonesia.

Kalau lapangan pekerjaan mayoritas diisi orang asing, otomatis akan menambah jumlah pengangguran di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Februari 2014, sebanyak 7,15 juta dari 125,32 orang menganggur. Tingkat kesejahteraan suatu negara bisa dilihat dari masyarakatnya. Bila banyak masyarakat yang menganggur, tingkat kesejahteraan suatu negara rendah. Indonesia bisa lebih kompetitif dan mungkin bisa menguasai sektor perdagangan di wilayah ASEAN.

Sisi lainnya, Indonesia bisa jadi makanan empuk bagi negara tetangga yang ingin meraup keuntungan jika SDM kita kalah bersaing dalam kualitas. Sebelum MEA terealisasikan di Indonesia, ada baiknya Indonesia membuat gebrakan demi mempersiapkan SDM yang dibekali dengan kecerdasan intelektual.

Untuk mewujudkan ini, pemerintah harus serius memperbaiki sektor pendidikan karena tanpa pendidikan Indonesia akan menjadi negara yang tertinggal. Sebagai penggerak ekonomi Indonesia yang akan datang, generasi muda harus mempersiapkan kemampuan yang mumpuni. Tanpa itu, kita tidak akan bisa bersaing dalam dunia kerja. Generasi muda juga harus meningkatkan kemampuan bahasa asing.

Tidak bisa dipungkiri bahasa Inggris adalah bahasa internasional mengingat para pesaing tidak hanya dari dalam negeri. Tapi ingatlah, mempersiapkan kecerdasan intelektual memang penting, tetapi tidak akan bermanfaat jika tidak diiringi dengan kecerdasan moral.
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9539 seconds (0.1#10.140)