Komplotan Begal Motor Semakin Sadis

Jum'at, 30 Januari 2015 - 10:39 WIB
Komplotan Begal Motor Semakin Sadis
Komplotan Begal Motor Semakin Sadis
A A A
TANGERANG - Pelaku perampokan sepeda motor makin beringas. Kasusnya mirip peristiwa di Depok. Seorang pengendara di Kota Tangerang tewas akibat ditusuk komplotan begal motor.

Pelaku yang mengendarai dua sepeda motor memepet Andi Harmoko, 32, yang saat itu menggunakan Honda CBR di Jalan Arya Kemuning, Periuk Jaya, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang, pukul 05.00 WIB, kemarin. Warga Jalan Tawes, Pondok Permai, Kutabumi, Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, itu terkejut karena para pelaku berusaha merampas sepeda motornya.

“Korban melawan sehingga ditusuk bagian pinggang dan pahanya hingga luka parah. Sedangkan motor korban dibawa kabur,” ungkapAli, saksidilokasi. Korban yang baru saja pulang mengantarkan istrinya yang bekerja di kawasan Cikokol akhirnya tak berdaya tergeletak di jalan. “Sesampai di rumah sakit korban menghembuskan nafas terakhir,” ucapnya. Wakasat Reskrim Polres Metro Tangerang Kompol Suyono mengaku masih mengejar pelaku perampokan sepeda motor.

Masih di Tangerang, begal motor juga beraksi di Jalan Sitanala. Moh Tohirudin yang tengah mengendarai Yamaha Vixion menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta dipepet pelaku. “Mereka menghunus golok lalu merampas motor. Saya teriak rampok didengar petugas patroli,” kata Tohirudin. Kemudian aparat Polsek Neglasari mengejar pelaku dan ditangkap di depan pom bensin Jalan Sitanala karena arus lalu lintas macet.

Pelaku bernama Suni, 48, warga Pandeglang, Banten, itu mengalami luka lebam karena sempat dihajar warga. Di Jakarta Barat, dua dari lima orang komplotan perampok sepeda motor harus merasakan timah panas anggota Polsek Taman Sari. Keduanya terpaksa ditembak karena saat penggerebekan berusaha kabur.

Selain meringkus lima pelaku, polisi juga masih mencari satu orang berinisial LN dan penadah yang diduga terlibat komplotan ini. Dua yang ditembak kakinya yakni Indra dan Abet. Tiga pelaku yang ditangkap yaitu Aji, Jahar, dan Solihin. Mereka diamankan ketika berkumpul di indekos yang berada di Jalan Mangga Besar 4, Kecamatan Taman Sari, kemarin.

Kanit Reskrim Polsek Taman Sari Kompol Ferio Ginting mengatakan, keberadaan pelaku didapat dari laporan tetangga yang curiga dengan pelaku yang kerap berganti-ganti kendaraan. “Dari informasi inilah, kami melakukan penyidikan dan pengintaian,” ungkapnya. Ginting menuturkan, modus para pelaku yakni mencari waktu sepi pada pukul 01.00- 04.00 WIB, mengendarai tiga sepeda motor berboncengan, memepet korban, lalu menodongkan golok.

“Komplotan ini terkenal sadis karena selain menguras harta korban, mereka juga kerap menyiksa,” ucapnya. Di Kabupaten Bekasi, pelaku perampokan sadis berinisial AN alias Buluk, 35, ditembak mati karena berusaha kabur saat menunjukkan pelaku lainnya di Karawang, Jawa Barat.

“Satu pelaku lain, AF, juga ditembak kaki kirinya karena melakukan perlawanan,” kata Kasat Reskrim Polresta Bekasi Kabupaten Kompol Wirdhanto Hadicaksono. Di Depok, satu pelaku perampokan bernama Mul ditembak mati, satu lagi yakni Masduki, 25, ditangkap, dan tiga lainnya melarikan diri. Penggerebekan dilakukan di sebuah rumah kontrakan di KUD RT 1/3, Sukamaju, Cilodong, Depok, pukul 03.00-04.00 WIB.

Dari rumah kontrakan itu, polisi mengamankan sejumlah senjata tajam berikut tujuh sepeda motor. Kasat Reskrim Polresta Depok Kompol Agus Salim mengatakan, kawanan ini buronan polisi karena dalam aksi terkenal sadis. Dalam sebulan komplotan ini sudah beraksi dua kali dan korbannya selalu dibunuh.

Di tempat terpisah, Polda Metro Jaya mempertanyakan indikator yang menyatakan Ibu Kota sebagai kota rawan kriminalitas. “Coba kalau kita lihat secara kasatmata, masyarakat beraktivitas normal tiap harinya, keramaian juga tetap ada, dan kita juga tetap menindak para pelaku kejahatan,” ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Martinus Sitompul.

Meski rawan kejahatan, polisi mengakui tetap melakukan upaya pencegahan sehingga hasilnya akan dirasakan langsung oleh masyarakat. Menanggapi Jakarta rawan kejahatan, kriminolog Universitas Indonesia Iqrak Sulhin menuturkan, dalam istilah ilmu kriminologi ada broken window yang artinya kejahatan juga berasal dari letak tata kota.

Misalnya terminal, di mana para penumpang menjadi sasaran empuk para pelaku kejahatan. Selain itu, desain kota penerangan dan kualitas moda transportasi juga menjadi salah satu penyumbang masalah tersebut.

Denny irawan/ Yan yusuf/Abdullah/ R ratna purnama/helmi
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3504 seconds (0.1#10.140)