Tiga Daerah Dorong Pemanfaatan ICT Menuju Smart City

Kamis, 29 Januari 2015 - 11:02 WIB
Tiga Daerah Dorong Pemanfaatan ICT Menuju Smart City
Tiga Daerah Dorong Pemanfaatan ICT Menuju Smart City
A A A
JAKARTA - Tiga pemerintah daerah di Indonesia, yakni Kabupaten Banyuwangi, Kota Bandung, dan Kota Banda Aceh, bersiap untuk menerapkan konsep smart city.

Smart city merupakan konsep kota dengan basis pelayanan teknologi (ICT) untuk mempercepat pembangunan daerah, terutama dalam hal pelayanan publik. Banyuwangi misalnya sudah memanfaatkan ICT untuk percepatan pembangunan. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar menuturkan, problem daerah selama ini adalah jarak. Dia mencontohkan, untuk mengurus akta, masyarakat di pinggiran membutuhkan waktu tiga jam untuk datang ke Kota Banyuwangi.

Dengan dukungan ICT, jarak akan bisa dilipat hingga cukup dengan hitungan menit. “Kalau satu kota terpenuhi teknologinya itu sudah biasa. Tapi jika seluruh desa terpenuhi kebutuhan teknologinya, maka hal itu bisa terhubung dengan desa dan kecamatan lain dengan ICT, itu luar biasa. Makanya kita mengusung konsep smart kampung,” kata dia dalam acara Smart Cities: Using Technology to Promote Good Governance di Pacific Place, tadi malam.

Selain berorientasi pada pelayanan publik, smart kampung juga mendorong beberapa sektor lain, di antaranya mempercepat pertumbuhan ekonomi di desa. “Di desa itu banyak usaha kreatif, tapi mereka terkendala pemasaran karena persoalan akses dan jarak. Dengan teknologi, orang desa bisa memanfaatkan media online untuk pemasaran produk mereka. Jangan heran kalau di Banyuwangi orang jualan kambing sudah online,” katanya.

Mantan Ketua Umum PP Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) lantas menuturkan pihaknya terus mendorong pemanfaatan ICT, termasuk dengan memasang 1.500 WiFi di tempat-tempat strategis. “Sekolah terkoneksi internet, bahkan di masjid, gereja, dan pura kita pasang WiFi. Agar anak setelah berjamaah di masjid bisa belajar di situ sambil menunggu salat berikutnya,” paparnya.

Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal juga menerapkan pelayanan publik berbasis ICT di daerahnya, baik untuk pengaduan masyarakat maupun perizinan. “Lewat perizinan online, pelayanan satu kali pertemuan, yaitu ketika selesai pengurusan,” katanya. Untuk mewujudkan smart city, Pemerintah Banda Aceh melakukan edukasi, pelatihan ICT kepada perangkat desa, ibu rumah tangga, dan lewat forum diskusi publik.

“Free WiFi ditempatkan di seluruh sekolah, taman kota, balai kota, dan masjid. Informasi wisata juga ada di pelabuhan dan wisata yang terintegrasi lewat internet. Kami juga punya database pohon yang diintegrasikan dengan google map untuk kontrol penanaman, penebangan, dan konservasi,” katanya.

Adapun Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mendefinisikan smart city sebagai implementasi connecting, monitoring, dan controlling . Untuk mewujudkan hal tersebut, Bandung sudah memasang 5.000 WiFi di tempat publik. Dia juga mewajibkan semua pegawai memiliki media sosial seperti Twitter dan Instagram.

“Sekarang pegawai kalau bekerja menunjukkan hasilnya lewat foto di Instragram sehingga kita bisa tahu mereka sudah bekerja,” katanya. Lebih jauh dia menuturkan, untuk controlling, Bandung memiliki sistem rapor online bagi camat, yaitu para camat mendapatkan skor langsung dari warga.

Khoirul muzaki
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8912 seconds (0.1#10.140)