Terparah dalam 84 Tahun, Pasokan Listrik Terancam

Senin, 26 Januari 2015 - 12:41 WIB
Terparah dalam 84 Tahun, Pasokan Listrik Terancam
Terparah dalam 84 Tahun, Pasokan Listrik Terancam
A A A
Akibat rendahnya curah hujan dan tingginya konsumsi air, sejumlah wilayah di Brasil dilanda kekeringan parah. Termasuk wilayah sibuk dan padat seperti Sao Paulo, Rio de Janeiro, dan Minas Gerais.

Musibah kekeringan di Brasil kali ini bahkan disebut sebagai yang terparah dalam 84 tahun terakhir. Kondisi ini dikhawatirkan akan menimbulkan kekacauan di negara terbesar kelima di dunia itu. Salah satu dampak nyata dari krisis air yang terjadi yaitu produksi listrik di Brasil terancam menurun. Itu jelas akan mendorong beberapa industri merencanakan cadangan sumber energi alternatif mengingat Brasil merupakan salah satu negara yang menggunakan energi terbarukan terbesar di dunia.

Cadangan air di permukaan sungai, danau, dan laut Brasil menyurut. Menteri Lingkungan Brasil Izabella Teixeira mengakui ini katastropik dan permasalahan baru yang dihadapi pemerintah. Menurut Teixeira, Brasil belum pernah mengalami musibah kekeringan seluas dan sebesar ini sejak 1930.

“Karena itu, kami harus bisa menghemat penggunaan air,” ujar Teixeira seusai pertemuan darurat di Brasilia, dikutip BBC . Brasil juga patut cemas sebab kekeringan bisa memengaruhi pertumbuhan ekonomi Negeri Samba. Kekeringan akan membawa Brasil pada tahap sulit. Industri terancam terganggu. Apalagi pertanian dan perhutanan. Padahal, pertanian dan perhutanan salah satu tulang punggung ekonomi Brasil. “Krisis air ini mengkhawatirkan,” ungkap Teixeira.

“Kekeringan tidak hanya merugikan petani, tapi juga pemilik perusahaan dan negara. Pasokan energi jelas akan terpengaruh. Mungkin nanti akan berkurang. Pasalnya, beberapa persen pengaliran energi listrik ke wilayah Brasil berasal dari bendungan sungai,” tambahnya.

Peristiwa ini terbilang langka. Menilik rekor musim sebelumnya, Brasil, sama seperti negara hutan hujan tropis lainnya, seharusnya mendapatkan curah hujan yang cukup lebat pada Januari. Brasil bahkan berada di tengah-tengah musim hujan. Namun, kini curah hujan di Brasil rendah. Kekeringan diprediksi akan berlangsung lama.

“Sejak rekor kekeringan terbesar di Brasil bagian tenggara terjadi sejak 84 tahun yang lalu, kami tidak pernah melihat situasi seperti ini,” pungkas Teixeira. Kebutuhan air di Brasil akan terus meningkat sebelum memasuki musim panas. Masyarakat di Sao Paulo bahkan dilaporkan benar-benar kesulitan mendapatkan air. Sistem penyimpan cadangan air Cantareira di Sao Paulo juga mengalami dampaknya.

Sekitar 5,2% cadangan air menurun dari total kapasitas sebelumnya. Curah hujan di Brasil yang mencapai 33,5% per bulan sepertinya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Maklum, Cantareira harus menyuplai hampir delapan juta orang. Gubernur Sao Paulo Geraldo Alckmin mengeluarkan kebijakan sebagai upaya untuk penghematan guna mengantisipasi kekurangan air.

Namun, pihak oposisi mengkritik keterlambatan kebijakan itu. Menurut mereka, selama ini Alckmin tutup mulut lantaran takut kalah dalam pemilu tahun lalu meski sebenarnya mengetahui situasi di Brasil.

Muh Shamil
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5899 seconds (0.1#10.140)