Drainase di Ibu Kota Masih Buruk

Senin, 26 Januari 2015 - 12:24 WIB
Drainase di Ibu Kota Masih Buruk
Drainase di Ibu Kota Masih Buruk
A A A
JAKARTA - Sistem drainase di Ibu Kota masih saja buruk. Ketika hujan turun dengan intensitas tinggi timbul genangan di sejumlah titik jalan. Ini terus berulang setiap tahun.

Selain mengganggu aktivitas warga, genangan air juga menyebabkan jalan berlubang. Dinas Bina Marga DKI Jakarta tengah meminta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memberikan anggaran mendahului yang akan digunakan untuk perbaikan drainase, khususnya di kawasan yang kerap tergenang.

“Kondisi fisik saluran memerlukan anggaran besar. Hampir semua saluran tersumbat, khususnya di Jakarta Utara. Apalagi di sana ada banjir rob,” kata Kepala Bidang PemeliharaanJalanDinasBinaMargaDKI Jakarta Suko Wibowo kemarin.

Selain drainase tersumbat dan banjir rob, genangan di Jakarta Utara juga terjadi akibat ada proyek normalisasi di Kali Sunter, tepatnya di depan Mall of Indonesia, Kelapa Gading yang dikerjakan kontraktor Balai Besar Sungai Wilayah Citarum (BBSWC). Kontraktor menjebol tanggul untuk memasukkan alat berat. Akibat itu, air meluap ke jalan dan tidak dapat mengalir ke drainase.

“Kami juga sedang berkoordinasi dengan kontraktor yang mau mengerjakan perbaikan drainase terlebih dahulu menggunakan anggaran mendahului,” sebutnya. Dengan anggaran tersebut, Dinas Bina Marga akan memperbaiki seluruh drainase, baik dengan pengerukan, pembersihan, maupun pelebaran.

“Saat ini kami hanya melakukan penanganan sementara berupa membersihkan mulut-mulut air karena anggarannya belum ada. Jadi kalau hujan akan tetap ada genangan karena sistem drainase buruk dan hampir seluruhnya tersumbat,” sebutnya. Sebelumnya diketahui, hujan yang terus mengguyur DKI Jakarta mulai Kamis (22/1) hingga Jumat (23/1) menimbulkan genangan di sejumlah titik. Sedikitnya ada 36 titik genangan tersebar di lima wilayah Ibu Kota.

Dari 36 titik banjir tersebut, 25 di antaranya berada di wilayah Jakarta Utara. Sementara di Jakarta Timur terdapat tiga titik genangan, Jakarta Selatan (3 titik), Jakarta Barat (4 titik), dan Jakarta Pusat (1 titik). Ketinggian rata-rata genangan air mulai dari 10-100 cm. Arus lalu lintas pun terganggu akibat genangan tersebut. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan intensitas hujan di wilayah DKI Jakarta terus meningkat sesuai polanya yaitu akhir Januari hingga pertengahan Februari.

Hujan berdurasi lama dan tidak mengenal waktu. Hujan yang disertai petir dan angin dikhawatirkan mengakibatkan pohon tumbang serta genangan air yang membahayakan keselamatan. BMKG mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan. Pakar air Universitas Indonesia Firdaus Ali mengatakan, perbaikan drainase di Jakarta memang harus segera dilakukan lantaran baru sekitar 28% yang diperbaiki.

Namun, ada yang salah dalam membagi kewenangan dalam penanganan genangan sejak Dinas Pekerjaan Umum (PU) terbagi dua yaitu Dinas Tata Air dan Dinas Bina Marga. Seharusnya, lanjut Firdaus, penanganan genangan di jalan menjadi kewenangan Dinas Tata Air, bukan Dinas Bina Marga. Apalagi untuk membangun, memperbaiki, dan memelihara jalan saja, Dinas Bina Marga sudah kesulitan.

Terlebih untuk menjadi satu kesatuan dengan pembuatan sumur resapan, normalisasi sungai, serta kali penghubung, perbaikan drainase harus dikerjakan Dinas Tata Air. “Jadi harus dikembalikan dulu fungsinya. Saya akan mengingatkan gubernur kembali perihal tersebut,” ungkapnya. Selanjutnya, lanjut Firdaus, Pemprov DKI Jakarta harus fokus menghilangkan genangan dari tahun sebelumnya sebanyak 112 menjadi 78 dan saat ini 62 titik.

Namun, mereka tidak boleh lupa bahwa titik genangan baru akan terus bermunculan seiring turunnya permukaan tanah sekitar 10 cm per tahun. Selain memperbanyak ruang terbuka hijau (RTH), Pemprov DKI juga harus segera menghentikan pengambilan air tanah yang kerap dilakukan gedunggedung tinggi dan membuat saluran bawah tanah multifungsi (deep tunnel ). Jika tidak, 30-40 tahun lagi bibir pantai utara akan berada di kawasan Semanggi, Jakarta Selatan.

Di bagian lain, Dinas Bina Marga dan Tata Air (Disbimarta) Kota Bekasi bakal memperbaiki dan membangun jalan baru di 401 titik. Perbaikan dilakukan di 12 kecamatan. Kabid Bina Marga Disbimarta Kota Bekasi Arif Maulana menjelaskan, anggaran perbaikan dan pembangunan jalan baru dialokasikan melalui APBD 2015 sebesar Rp375 miliar. Pada 2016 ditargetkan semua jalan di Kota Bekasi sudah baik dan bagus.

Bima setiyadi/ abdullah m surjaya
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4233 seconds (0.1#10.140)