11 Daerah di Jatim KLB Demam Berdarah

Senin, 26 Januari 2015 - 12:10 WIB
11 Daerah di Jatim KLB Demam Berdarah
11 Daerah di Jatim KLB Demam Berdarah
A A A
SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) menetapkan 11 daerah di Jatim berstatus kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah (DB). Ini didasari tingginya jumlah kasus penyebaran penyakit itu di daerah-daerah tersebut.

“Penetapan KLB demam berdarah ditandatangani Gubernur Jatim Soekarwo dan sudah disampaikan ke masing-masing kepala daerah,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim Harsono di Surabaya kemarin.

Sebelas daerah yang masuk KLB DB tersebut adalah Kabupaten Jombang, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Kediri, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten dan Kota Madiun. Sampai 19 Januari 2015 bahkan tercatat 378 kasus DB di Jawa Timur dan menyebabkan delapan orang meninggal dunia.

Tahun ini dari ratusan kasus demam berdarah di Jatim, Kabupaten Jombang mendominasi jumlah penderita terbanyak selain Banyuwangi. Berdasarkan data dari Pemerintah Kabupaten Jombang, masyarakat yang terkena kasus DB berjumlah 110 penderita, dengan 78 orang di antaranya sedang dirawat di RSUD setempat. Dinkes mengimbau para kepala daerah setempat untuk menangani persoalan demam berdarah, juga dengan cara KLB seperti yang sudah diatur.

“Gubernur sudah menginstruksikan langsung melalui surat dan kepala daerah wajib menanganinya dengan cara KLB,” kata Harsono. Mantan bupati Ngawi itu juga menyampaikan bahwa angka penderita demam berdarah di 38 kabupaten/kota di Jatim saat ini mencapai 1.054 penderita, 25 di antaranya meninggal dunia.

Selain peran pemerintah, pihaknya berharap keaktifan masyarakat untuk mencegah ancaman nyamuk demam berdarah yang bisa menyerang siapa saja dan terhadap orang berapa pun usianya. Harsono menegaskan, pemberantasan sarang nyamuk (PSN) merupakan cara paling efektif untuk mencegah aedes aegypti berkembang biak antara lain dengan gerakan 3M yakni mengubur, menguras, dan menutup barang-barang bekas tempat-tempat yang tergenang air.

“Bukti keberhasilan masyarakat dengan cara PSN terjadi di Kota Mojokerto dan Surabaya yang tahun lalu termasuk endemis demam berdarah. Tapi, kali ini berkurang karena keaktifan PSN,” sebut Harsono. Berdasarkan data Pemprov Jatim, tren demam berdarah pada Januari cenderung meningkat setiap tahun. Rinciannya, pada 2010 dari total 26.059 terdapat 5.599 kasus yang di antaranya terjadi pada Januari.

Tahun berikutnya pada bulan sama juga terjadi 1.035 kasus dari 5.420 kasus dalam setahunnya. Pada 2012 dari 8.257 kasus yang terjadi, total 1.225 kasus terjadi pada Desember. Namun, pada 2013 banyaknya kasus demam berdarah terjadi lagi pada Januari yang mencapai 3.264 kasus dari 14.936 kasus dalam setahunnya. Selanjutnya pada 2014 total terdapat 8.906 kasus dan 973 kasus di antaranya terjadi pada Januari.

“Tren penyakit demam berdarah memang cenderung meningkat setiap tahun pada Januari. Ini yang harus diwaspadai,” ujar Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf. Karena itu, Gus Ipul— sapaan akrab sang wagub—berharap masyarakat lebih waspada terhadap penyebaran penyakit ini dan tidak meremehkan jika terdapat anggota keluarga yang terserang gejalagejalanya.

“Jangan biarkan anak panasnya tinggi. Segera bawa ke rumah sakit untuk mencegah kemungkinan terburuk,” kata ujar mantan ketua umum Gerakan Pemuda Ansor tersebut. Sejak 2011 Pemprov Jatim telah mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur Nomor 20 Tahun 2011 yang meminta bupati dan wali kota mewaspadai demam berdarah pada bulan tertentu serta imbauan percepatan penanggulangan kasus ini.

Penderita DB Meninggal

Sementara dari Lebak, Banten, penderita DB, Suci Dwi Ramadani, 2, meninggal dunia setelah mendapat perawatan Rumah Sakit Misi Rangkasbitung, Sabtu (24/1). Menurut sang ayah, Tohari, dia membawa anaknya ke RS karena kondisi demam tinggi dan kulitnya terdapat bintikbintik merah pada Selasa (20/1). Namun, trombositnya terus menurun hingga nyawanya tak bisa diselamatkan.

“Kami menerima kehendak Allah SWT yang telah memanggil anak kesayangan kami. Semoga diberikan tempat surga bagi anak yang masih suci,” kata Tohari, warga Kompleks Pendidikan Rangkasbitung Kabupaten Lebak, kemarin. Di sisi lain, Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Kabupaten Lebak Firman Rahmatullah meminta puskesmas mewaspadai penyebaran penyakit DB.

Apalagi, curah hujan terus meningkat selama beberapa pekan terakhir. Biasanya curah hujan tinggi bisa menimbulkan penyebaran penyakit DBD melalui gigitan nyamuk aedes aegypti yang berkembang pada genangan air itu.

“Karena itu, masyarakat diminta mengaktifkan gerakan PSN. Selain melalui 3M barangbarang bekas agar tidak dijadikan populasi nyamuk DB, juga mengenakan kelambu, menggunakan obat nyamuk, menutup lubang potongan bambu, dan menyebar abate di kamar mandi,” tutur Firman.

Firman menambahkan, gerakan PSN dilakukan guna mencegah kasus kejadian luar biasa (KLB) berbagai penyakit menular di antaranya DB. Apalagi, berdasarkan data penderita DB di Kabupaten Lebak sejak Januari 2015, tercatat lima kasus terkena DB, dua di antaranya warga Rancapinang, Rangkasbitung. Di Jambi, jumlah warga yang terkena DB selama 2014 juga naik dua kali lipat dibanding 2013.

Pada 2013 jumlah DB tercatat sebanyak 315 kasus, sedangkan pada 2014 mencapai 678 kasus. Meski naik dua kali lipat, angka kematian akibat DB tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya yakni pada 2013 yang meninggal 13 orang dan 2014 sebanyak 11 orang.

“Biasanya kasus DB meningkat akhir tahun dan awal tahun. Namun, puncaknya terjadi pada Januari,” kata Kepala Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Jambi Didik Sunaryadi.

Ant
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4644 seconds (0.1#10.140)