Bersantap dalam Nuansa Jawa Kuno

Senin, 26 Januari 2015 - 11:10 WIB
Bersantap dalam Nuansa Jawa Kuno
Bersantap dalam Nuansa Jawa Kuno
A A A
TEMPAYAN mengajak pengunjung menikmati jamuan Nusantara dengan konsep semi-fine dining dalam atmosfer Jawa kolonial yang kental.

Kehadiran restoran Tempayan di Jalan Ampera Raya nomor 120 AA ini menambah daftar panjang restoran yang berada di sekitar Ampera-Kemang. Namun, Tempayan datang dengan ciri khas tersendiri. Mengambil konsep semifine dining , Tempayan Dining-Lounge tampil dalam balutan Jawa zaman dulu.

Hal ini terlihat dari dominasi unsur kayu serta ukiran-ukiran khas Jawa, gebyok, kursi-kursi, meja, dan berbagai perabot etnik, seperti guci hingga lemari kayu jati. Lampu yang sedikit redup dengan alunan musik lembut mengesankan suasana elegan yang sekaligus berhasil memunculkan perasaan nyaman. Area restoran memang cukup besar.

Pengunjung sekalian diajak menikmati beragam lukisan tradisional bermotif khas Jawa. “Perabotan yang ada disini sengaja kita hunting keberbagai daerah. Kursi misalnya, dari Madiun,” ujar pemilik Tempayan Titi Rahardjo memberi sedikit gambaran soal interior bangunan modern berlantai tiga ini. Lantai satu khusus Bakery Sindoro, lantai dua area dining, dan paling atas diperuntukkan lounge.

Restoran yang pada Mei mendatang genap setahun ini, beroperasi pada pukul 10.00-22.00. Sementara lounge buka pukul 17.00-01.00. Kendati sarat dengan aksen khas Jawa kuno, masakan yang disuguhkan tidak terbatas pada hidangan asal Jawa semata. “Kami menyediakan makanan Nusantara,” sebut Titi.

Hidangan dibuka dengan sepiring bakwan jagung plus cabai rawit, yang masih hangat ketika disajikan. Bakwannya tebal dengan rasa manis dari jagung sebagai isian tanpa tepung berlebih. Penganan ini sengaja disajikan lebih awal sambil menunggu hidangan lain kelar dimasak.

Tak lama, keluarlah makanan berat yang sudah dinanti. Gulai kakap menjadi incaran pertama KORAN SINDO. Kuahnya berwarna kekuningan dengan cabai rawit berukuran besar mengapung di permukaan wajan kecil yang dijadikan sebagai wadah saji. Ikan kakapnya sudah berbentuk fillet.

Dagingnya empuk, sementara kuahnya tidak terlalu kental dan terasa manis gurih. Kuah ini enak disiram ke nasi hangat. Ada lagi sate ayam Sindoro, daging sate empuk dan tebal dengan rasa manis kecap. Agaknya penyajian menjadi salah satu kelebihan restoran ini. Seperti gulai kakap yang disajikan dalam wadah unik, sate ayam ini juga disuguhkan tak kalah menarik pada sebuah tungku pemanas kecil. Saus kacang diberikan terpisah.

Dari sekian menu yang dicoba, oseng jagung jambal yang paling juara. Sejak diletakkan di meja, aroma pete sudah menyeruak membangkitkan selera. Oseng ini sederhana saja, seperti masakan rumahan umumnya. Komposisinya tomat hijau, jambal, jagung pipil, dan pete. Namun, sungguh hidangan ini justru bikin ketagihan. Rasanya gurih manis dari jagung dan ikan asin jambal.

Agar rasa asin jambal tak begitu terasa di lidah, makanya disuap dengan nasi. Menu lainnya yang bisa dicicipi, antara lain cah pete ayam, ayam bumbu rujak, ayam wokuria, cumi asin cabe ijo, oncom genjer, kecipir, orak arik bayam dengan jagung, tumis teri bunga pepaya, oseng baby buncis, nasi goreng yang chow, soto betawi, dan sup buntut.

Untuk minuman, teh aneka rasa buatan sendiri turut dijagokan. Es goela Tempayan juga cocok untuk menutup jamuan. Isinya komplet, ada cincau hitam, kolang-kaling, jeli, tapai, nangka, alpukat, simple syrup , gula jawa yang dicampur santan, biji selasih, dan ceri di atasnya.

Hmm...segar nikmat dan mengenyangkan. Untuk santai, ada aneka kudapan yang bisa dipilih dan menikmatinya sambil mendengarkan hiburan live music.

Sri Noviarni
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6484 seconds (0.1#10.140)