Tingkatkan Kunjungan Wisata, Genjot Pendapatan Daerah

Minggu, 18 Januari 2015 - 09:50 WIB
Tingkatkan Kunjungan Wisata, Genjot Pendapatan Daerah
Tingkatkan Kunjungan Wisata, Genjot Pendapatan Daerah
A A A
Industri pariwisata memberikan sumbangan yang cukup signifikan bagi perekonomian Indonesia. Sumbangan sektor pariwisata untuk devisa negara disinyalir mencapai USD10 miliar.

Hal ini membuat sektor pariwisata berada di posisi keempat setelah migas, batu bara, dan kelapa sawit sebagai penyumbang devisa negara. Salah satu sektor yang sedang dikembangkan adalah pariwisata kreatif. Di antaranya dengan menggiatkan pergelaran Wonderful Artchipelago Carnival Indonesia (WACI). Pergelaran perdana diadakan di jantung kota Kabupaten Jember, Jawa Timur, pada Agustus tahun lalu.

Langkah tersebut untuk mengembangkan sektor pariwisata di daerah. Caranya melalui ekspos lokal, termasuk produk spesial event karnaval, sebagai cara efektif mempromosikan destinasi pariwisata daerah ke dunia internasional. Analis pariwisata Henky Hermantoro mengatakan, setiap kota dapat menjadikan dirinya sebagai kota karnaval, sebab setiap daerah memiliki keunikan budaya kehidupan atau tradisi masyarakatnya.

Menurut dia, yang paling penting adalah jangan meniru daerah atau negara lain. ”Hal penting lainnya adalah waktu penyelenggaraan agar tidak bertubrukan dengan karnaval di kota lain. Sebagai catatan, selain memberikan hiburan kepada masyarakat kota, event karnaval sangat efektif mendatangkan wisatawan,” kata dia. Henky menjelaskan, ada beberapa daerah yang sudah menyelenggarakan karnaval dan mendapatkan respons positif dari masyarakat.

Misalkan saja Bali yang mengadakan pesta kesenian Bali, Solo mengadakan Solo Batik Festival, serta daerah lainnya seperti Banyuwangi, Semarang, dan Jakarta. Bali menarik karena mengedepankan budaya lokal dan ini sebetulnya dapat menjadi kekuatan bagi daerah yang bersangkutan. Adapun Jakarta menarik karena faktor multikultural yang bergabung menjadi satu.

Dia mengungkapkan, setiap kota mempunyai budaya lokal yang dapat mewarnai karnavalnya, yang penting kemasannya harus bagus. Dalam mengembangkan pariwisata, yang utama untuk diperhatikan adalah keunikan, kelokalan, dan keaslian. Apalagi bila berbasis lokal karena masyarakat setempat dapat lebih berpartisipasi dalam acara tersebut. Hal lain yang diperlukan untuk mengembangkan kota karnaval, lanjut dia, adalah kreativitas penggagasnya.

Setidaknya ada dua model yang dapat diangkat. Pertama berbasis tradisi seperti yang terjadi di Venesia dan New Orleans. Kedua, adanya hal-hal baru mengenai potensi yang ada seperti Jember Fashion Carnival (JFC). Agar bisa bertahan lama, kemasan harus selalu diperbarui dan pemasarannya disesuaikan dengan kebutuhan pasar yang ada.

Dia menjelaskan, ada berbagai keuntungan yang didapatkan pemerintah pusat ataupun daerah sebagai penyelenggara kota karnaval. Di antaranya menciptakan kreativitas penduduk, mengembangkan gairah kehidupan penduduk sebagai kebutuhan dasar. Kemudian menjaga dan mengembangkan potensi lokal, mengenalkan berbagai produk lokal, serta mendorong pertumbuhan ekonomi pariwisata karena kedatangan wisatawan akan mendorong kebutuhan kamar, makan minum, dan sebagainya.

Adapun dampak besarnya yang adalah meningkatnya pendapatan asli daerah (PAD) pajak by safeweb">hotel, resto, dan tempat hiburan lain, sebab pengunjung akan juga berwisata ke objek wisata lain di kota. Belajar dari keberhasilan JFC, dia menegaskan, sudah seharusnya sejumlah daerah yang memiliki ciri khas tertentu bisa juga melaksanakan acara serupa.

Dukungan harus diberikan sepenuhnya agar aktivitas tersebut bisa berhasil seperti yang diharapkan. Di antaranya dengan mengembangkan sarana dan infrastruktur yang memadai. Masalah infrastruktur kerap menjadi persoalan bagi wisatawan yang hendak mengikuti dan menghadiri acara pariwisata atau karnaval yang dilakukan daerah. Infrastruktur yang dimaksud bisa berupa lapangan udara, pelabuhan laut, serta penginapan yang memadai.

”Dengan infrastruktur yang memadai, pasti akan semakin banyak wisatawan yang berkunjung,” ujar Direktur Eksekutif Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Cyprianus Aoer . Cyprianus menjelaskan, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi terhadap PAD. Namun kenyataan hingga kini, pariwisata kerap dipandang sebelah mata oleh semua pihak, termasuk pemerintah maupun pihak swasta untuk meliriknya.

Akibatnya, tidak semua daerah yang memiliki potensi pariwisata bisa berkembang seperti yang diharapkan. Menurut dia, jika pengembangan wisata karnaval dilakukan dengan identitasnya, bisa jadi hal itu akan menstimulasi aneka budaya daerah menjadi potensi pariwisata nasional yang diminati wisatawan domestik maupun asing. Hal itu juga akan membuat pemerintah daerah meningkatkan kualitas infrastruktur sehingga pengembangan infrastruktur bisa berbarengan dengan pengembangan sektor pariwisata.

Hermansah
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2959 seconds (0.1#10.140)