Cermat Memilih Tempat Penitipan Anak

Sabtu, 29 November 2014 - 15:03 WIB
Cermat Memilih Tempat Penitipan Anak
Cermat Memilih Tempat Penitipan Anak
A A A
Tempat penitipan anak (TPA) menjadi pilihan kala kedua orang tua bekerja. Tentu pemilihan TPA dilakukan dengan pertimbangan matang karena akan berpengaruh pada perkembangan sang anak.

Hal ini tidak berlebihan jika melihat hasil terakhir studi jangka panjang US National Institutes of Health yang dipublikasikan dalam Journal Child Development pada 2010. Dalam jurnal disebutkan, anak-anak yang dititipkan di TPA berkualitas akan mencetak prestasi akademi dan pencapaian kognitif lebih tinggi saat remaja.

Anak-anak ini juga tidak terlalu membuat masalah dibandingkan mereka yang dititipkan pada TPA berkualitas rendah. Ya, menitipkan anak di TPA menjadi pilihan orang tua kala mereka harus bekerja dan sulit menemukan pengasuh bagi si buah hati. Atau justru kurang percaya terhadap sosok seorang pengasuh yang membuat orang tua berpikir ulang untuk meninggalkan anak dengan si pengasuh.

Hal ini menjadi realita umum yang ditemui di kota besar. Bahkan pemerintah pun tidak menutup mata karena Undang- Undang No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyebutkan, pekerja atau buruh perempuan yang anaknya masih menyusui, harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya, termasuk selama jam bekerja.

Terkait peraturan tersebut, pemilik perusahaan berkewajiban memenuhi hak menyusui karyawan perempuannya dengan menyediakan ruang menyusui dan tempat penitipan anak. Namun kenyataannya, sedikit perusahaan yang menyediakan sarana TPA. Keadaan ini membuat Hamdi dan sang istri yang juga bekerja memutuskan menitipkan Erika Z Enaya di TPA An-Naml.

Hamdi mengatakan, awalnya dia mencari berbagai TPA yang dekat dengan kediamannya. Faktor edukasi yang diberikan pihak day care kepada anak juga menjadi pertimbangan. “Kebetulan di sini anak-anak diajak berdoa sebelum beraktivitas. Berbagai kegiatan yang dilakukan juga mengasah kemampuan motorik dan bicaranya. Naya sekarang lebih percaya diri dan berani,” kata guru SMK itu.

Menurut Lili Adiati, penanggung jawab An-Naml Day Care yang berlokasi di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, orang tua sepatutnya mencari tahu lebih dulu informasi berbagai TPA yang akan dituju. Dengan demikian, mereka dapat membuat perbandingan sebelum akhirnya memasukkan si buah hati. “Sebab, para pengasuh di TPA menggantikan peran orang tua saat mereka bekerja,” ujar Lili.

Sebaliknya, para staf di TPA pun sebaiknya memiliki keterampilan dalam mengurus anak, terlebih bayi. “Kita harus pintar melakukan pendekatan dengan setiap anak karena anak merasa orang tua meninggalkannya dengan orang asing,” kata Lili. Membujuk, merangkul, atau menimang merupakan beberapa pendekatan yang dilakukan.

Tak jarang Lili mengasuh anak yang mengalami trauma oleh pengasuhnya di rumah maupun TPA sebelumnya. Orang tua juga perlu memperhatikan, perbandingan jumlah anak dengan pengasuh. American Academy of Pediatrics menyatakan, idealnya TPA minimal memiliki satu orang pengasuh untuk menangani tiga orang bayi atau anak berusia di bawah dua tahun.

Anda juga bisa mengajak pasangan dan anak untuk melihat langsung suasana TPA. Lihatlah bagaimana anak berinteraksi dengan pengasuh dan apakah dia nyaman dengan suasana TPA itu, apakah pengasuh di TPA mampu menarik perhatian dan mengasuhnya, serta menjaganya dengan aman.

Perhatikan pula fasilitas yang ada, seperti keberadaan tempat atau halaman bermain, hingga toilet yang terpisah antara anak perempuan dan laki-laki. Akan lebih baik lagi jika TPA memiliki aktivitas bagi anak.

Sri noviarni
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3903 seconds (0.1#10.140)