Menjadi Generasi Muda Kreatif

Sabtu, 29 November 2014 - 13:46 WIB
Menjadi Generasi Muda Kreatif
Menjadi Generasi Muda Kreatif
A A A
SANDI ISWAHYUDI
Mahasiswa Fakultas Ilmu dan Teknologi Pangan,
Anggota Komunitas Pencinta Buku “Booklicious” dan “Ambassador Lendabook Malang”,
Universitas Muhammadiyah Malang

Berita di situs online sindonews. com (26/11) tentang Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) yang mengedepankan kreativitas dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 menarik perhatian saya.

Ketua Umum IWAPI Dyah Anita Prihapsari mengatakan, kreativitas menjadi modal utama yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi pasar bebas. Maka itu, Anita dan kawan-kawan melakukan kerja sama dengan berbagai pihak guna peningkatan keterampilan setiap anggota. Ini sesuai dengan pernyataan Wahyu Aditya dalam bukunya, Kreatif Sampai Mati.

Menurutnya, kreatif adalah membalikkan cara pandang, menggebrak perubahan, sesuatu yang baru, dan cara bertahan hidup. Kreatif bisa dilatih, haksemuainsan, dan bukan hanya milik seniman. Ada 10 hal yang menjadikan seseorang kreatif. Ini dapat diaplikasikan oleh siapa pun serta profesi apa pun seperti yang dijelaskan dalam buku Steal Like An Artist karya Austin Kleon.

Pertama, mencurilah seperti seniman. Seniman itu mencuri segala hal yang layak dicuri, kemudian melanjutkannya. Gagasan yang didapat, dihimpun, dan simpan hasilnya dengan membuat arsip temuan. Kedua, mulai melakukan hal yang disukai setiap hari. Tirulah yang disuka dan temukan apa yang akan ditiru. Ketiga, menulis dan melakukan apa yang disuka.

Ketika mengerjakan sesuatu karena disukai, bersiaplah menghasilkan karya yang belum pernah ada. Keempat, menjauhlah dari monitor. Komputer sangat bagus untuk memublikasikan gagasan. Namun, tidak cocok untuk memancing gagasan. Kelima, memiliki hobi dan proyek sampingan. Luangkan hobi Anda, bersiaplah ide baru akan muncul.

Keenam, kerjakan dengan baik dan berbagilah. Berkaryalah tanpa henti, kemudian publikasikan. Ketujuh, pilih tempat yang memberi asupan kreativitas, sosial, dan spiritual. Pergilah ke beberapa lokasi berbeda serta berkenalan dengan sejumlah orang baru. Ini akan menjadikan otak bekerja lebih keras.

Jarak dan perbedaan adalah resep rahasia kreativitas. Kedelapan, bersikap baik akan mendapatkan ilmu, jaringan, dan dukungan dari alam. Kesembilan, jadilah bosan (hanya itu cara menyelesaikan pekerjaan). Kesepuluh, kreativitas berarti keterbatasan. Pada era informasi yang deras, orang maju pasti tahu mana yang harus dibuang supaya mereka dapat fokus pada beberapa hal penting saja.

Cara mengatasi itu dengan membatasi diri. Memang kontradiktif, namun bila menyangkut karya kreatif, pembatasan berarti kebebasan. Kreatif penggebrak perubahan, cara bertahan hidup, dan dimiliki setiap manusia. Maka itu, MEA 2015 menjadi momentum yang pas bagi seluruh rakyat Indonesia untuk menjadi pemenang dalam berbagai profesi. Tantangannya sekarang, apakah pemerintah siap mewujudkan sistem penghasil generasi muda yang kreatif.
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3212 seconds (0.1#10.140)