Demo BBM Rusuh, Satu Tewas

Jum'at, 28 November 2014 - 10:28 WIB
Demo BBM Rusuh, Satu Tewas
Demo BBM Rusuh, Satu Tewas
A A A
MAKASSAR - Aksi demonstrasi menentang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di Makassar kembali berakhir rusuh. Ratusan mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) terlibat bentrok dengan aparat keamanan.

Satu orang tewas. Muhammad Arief alias Arief Pepe, warga Kelurahan Pampang I, Kecamatan Panakukkang, menjadi korban bentrokan antara mahasiswa UMI dan aparat keamanan. Dia sempat dilarikankeRumahSakitIbnu Sina Makassar akibat luka parah di kepala, namun nyawanya tak tertolong. Santer tersiar kabar kematian korban karena ditabrak kendaraan water cannon.

Namun, informasi tersebut ditepis keras polisi. ”Kalau terinjak kendaraan taktis pasti kepalanya hancur,” kata Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan Kombes Pol Endi Sutendi di Makassar kemarin. Dia mengklaim, korban yang sehari-hari menjadi pengatur lalu lintas atau biasa disebut ”pak ogah” itu terjebak dalam kerumunan massa ketika aparat kepolisian membubarkan paksa demonstran.

Dalam situasi massa kocar-kacir itu Arief terjatuh. ”Kepalanya terbentur aspal. Dia kemudian terinjak-injak pengunjuk rasa,” katanya. Endi menjelaskan, aparat kepolisian langsung membawa korban ke rumah sakit. Namun, sekitar pukul 18.45 Wita, korban meninggal dunia akibat pendarahan hebat. ”Kami akan selidiki kasus ini,” lanjut mantan Kapolres Enrekang ini.

Aksi demonstrasi menentang kenaikan harga BBM bersubsidi dimulai pada pukul 15.45 Wita. Ratusan mahasiswa UMI mendatangi Kantor Gubernur Sulawesi Selatan dan mencoba menerobos ke dalam. Upaya itu dihalangi petugas yang telah lebih dulu membentuk barikade. Situasi terus memanas hingga pengunjuk rasa melempari petugas dengan batu.

Tak mau jadi korban, petugas melawan dengan memukul mundur mahasiswa. Tapi, sekitar pukul 17.00 Wita massa kembali mendatangi Kantor Gubernur. Bentrokan kembali pecah. Polisi terus memburu massa dan menembakkan meriam air. Massa dipukul mundur hingga kembali masuk kampus. Terjadi aksi saling lempar. Situasi bertambah kacau sekitar pukul 18.37 Wita, saat satu unit water cannon dan kendaraan taktis polisi masuk ke dalam kampus.

Kali ini polisi mendapat dukungan warga setempat. Aksi saling serang terjadi hingga pukul 19.00. Aparat kepolisian dan warga kembali memburu mahasiswa UMI ke dalam kampus. Terjadi pembakaran empat unit sepeda motor dan sebuah pos satpam. Keseluruhan demo itu juga mengakibatkan korban luka.

Fajrin, seorang pegawai di Kantor DPRD Sulsel, tertembus anak panah di bagian perut. Satu korban lainnya, Sukriadi Syam, warga perumahan BTN Hartaco Blok G 5, luka di tumit kiri. Di pihak aparat keamanan, anggota Sabhara Polrestabes Makassar, Aiptu Rahmat Yusuf, terluka di bagian kepala karena pukulan benda tumpul.

Imbas dari bentrokan ini Rektor UMI Masrurah Mokhtar mengeluarkan surat edaran untuk meliburkan aktivitas perkuliahan dan menutup kampus selama tiga hari ke depan. ”Hal ini untuk mengantisipasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ungkapnya.

Masrurah menjelaskan, selama masa libur itu, Rektorat UMI juga akan melakukan investigasi. ”Kalau ada mahasiswa terbukti melakukan pelanggaran atau terlibat aksi anarki saat menggelar demonstrasi, kami pasti jatuhkan sanksi tegas,” jaminnya.

Demo Belum Berhenti

Aksi menentang kenaikan harga BBM meluas di berbagai daerah. Kemarin aksi juga dilakukan badan eksekutif mahasiswa (BEM) dari perguruanperguruan tinggi Muhammadiyah di depan Istana Merdeka, Jakarta. Mereka mendesak pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla merevisi kebijakan tersebut.

Mereka juga menuntut agar mafia migas diberantas. ”Seharusnya harga BBM menyesuaikan harga minyak dunia. Harga minyak turun, tetapi harga BBM malah naik,” keluh Ketua BEM PT Muhammadiyah Zona 3 Wahid Muhammad di Jakarta kemarin.

Aksi yang diikuti tujuh perguruan tinggi Muhammadiyah seperti UHAMKA, UMJ, STIAD, Stikes Muhammadiyah Tasikmalaya, Universitas Muhammadiyah Cirebon, dan STTM ini berjalan damai. Mereka berjanji akan mengadakan aksi yang lebih besar lagi dengan membawa 150 BEM Perguruan Tinggi Muhammadiyah di seluruh Indonesia.

Presiden Jokowi mengumumkan kenaikan harga BBM subsidi yang berlaku mulai 18 November 2014 pukul 00.00. Premium kini seharga Rp8.500 per liter dari semula Rp6.500 dan solar menjadi Rp7.500 per liter dari Rp5.500. Suara perlawanan juga dikemukakan mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Peduli Rakyat (MPR) Aceh di Bundaran Simpang Lima, Banda Aceh.

Unjuk rasa yang dikawal ketat puluhan polisi itu sempat menimbulkan kemacetan di titik strategis tersebut. Koordinator aksi, Zulfia, mengatakan, unjuk rasa mereka lakukan sebagai respons atas sikap pemerintahan Jokowi- JK yang menaikkan harga BBM. Selama kebijakan itu tak direvisi, mereka akan terus turun ke jalan.” Kenaikan harga BBM ini berdampak langsung ke seluruh sektor perekonomian. Harga barang dan jasa naik semua,” kata Zulfia.

Selain menuntut harga BBM diturunkan, massa mahasiswa juga mendesak Sofyan Djalil mundur dari jabatannya sebagai menteri koordinator bidang perekonomian. Mereka menilai Sofyan Djalil tidak memikirkan nasib rakyat dan ikut menyetujui kenaikan harga BBM.

”Semula saya bangga Sofyan Djalil diangkat sebagai menteri koordinator perekonomian karena beliau orang Aceh. Tapi, setelah tahu dia ikut menyetujui kenaikan harga BBM, kebanggaan tersebut tidak ada lagi,” seru Zulfia. Kalangan buruh tak kalah keras. Pada aksi unjuk rasa sehari sebelumnya, Presiden Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia Mirah Sumirat menegaskan bahwa kenaikan harga BBM telah menurunkan daya beli masyarakat hingga 50%.

”(Penurunan daya beli) itu membuat rakyat hampir miskin menjadi miskin,” katanya. Karena itu, dia mendesak seluruh elemen pekerja, buruh, pedagang, petani, nelayan, mahasiswa, ibu rumah tangga, tukang ojek dan masyarakat umum lainnya agar terus menolak kenaikan harga BBM.

Rahmi djafar/Ant
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5642 seconds (0.1#10.140)