Tiket Masuk Ancol Selangit, Pedagang Merugi

Selasa, 25 November 2014 - 23:24 WIB
Tiket Masuk Ancol Selangit, Pedagang Merugi
Tiket Masuk Ancol Selangit, Pedagang Merugi
A A A
JAKARTA - Ratusan pedagang yang berjualan di kawasan Pantai Jaya Ancol (PJA), Jakarta Utara mengeluhkan sepinya pengunjung. Imbasnya, omzet pendapatan mengalami penurunan drastis.

Sepinya pengunjung di sana, semenjak harga tiket masuk di kawasan Ancol mengalami kenaikan sebanyak dua kali tiap tahunnya.

Seperti yang diungkapkan oleh Andi (38) salah seorang pedagang

minuman dan rokok. Andi menuturkan, ketika harga tiket masuk Ancol berada di kisaran Rp7.500 per orang pada 2002 lalu.

Saat itu jumlah pembeli yang datang ke tempat usahanya cukup banyak. Andi mengaku, dalam sehari mampu memperoleh omzet hingga Rp 500.000 di hari biasa dan Rp2 juta-an di akhir pekan.
Namun untuk saat ini, ia hanya mampu mendapat omzet setengahnya saja.

Menurut Andi, penurunan omzet terjadi secara perlahan bersamaan dengan naiknya harga tiket masuk Ancol.

Meski demikian, Andi tak hilang akal. Pria berbadan kurus ini bersama pedagang lainnya, terpaksa menaikan harga jual dagangan untuk meminimalisir kerugian.

"Kayak harga jual rokok dan minuman saja, harganya kita naikan Rp3.000-Rp5.000 dibandingkan harga pasaran di luar," kata Andi, Selasa (24/11/2014).

Andi menjelaskan, saat ini harga tiket masuk Ancol senilai Rp25.000 per orang dan Rp20.000 per mobil serta Rp15.000 per

motor.

Dirinya mendapat informasi, awal tahun baru nanti harga jual

tiket Ancol akan naik sebesar Rp5.000.

Andi mengatakan, agak terkejut dengan rencana itu, sebab seingat dia, kenaikan harga tiket Ancol biasanyaRp2.500.

"Setiap Lebaran dan tahun baru pasti harga tiket masuk naik, tapi biasanya Rp2.500 per orang. Kok sekarang bisa Rp5.000 per orang," ujarnya.

Santi (17) penjaga toko pakaian mengatakan, semenjak kenaikan harga tiket di Ancol, tokonya sepi pembeli.

Akibatnya, omzet pendapatannya menurun tajam. Menurut Santi, saat harga tiket berada di kisaran Rp17.500, dia mampu mendapatkan Rp5-6 juta per hari.

Namun saat ini hanya mendapat omzet hingga Rp3 juta-an. Lantaran untuk mengejar target setoran sebesar Rp4 juta, Santi terpaksa berlembur bersama rekannya bernama Fahri (18).

Dengan lemburnya Santi menjaga toko, maka ia akan mendapat upah tambahan sebesar 10 persen dari target penjualan. Akan tetapi ketika lembur berjualan, Santi jarang berhasil meraih target yang ditetapkan pemilik toko.

"Target paling tercapai hari Minggu atau libur nasional saja. Sedangkan hari biasanya jarang tercapai targetnya," kata

wanita yang diberi upah sebesar Rp850.000 per bulan itu.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5373 seconds (0.1#10.140)