Cinte Betawi Ke-3 Berlangsung Meriah

Senin, 24 November 2014 - 12:34 WIB
Cinte Betawi Ke-3 Berlangsung Meriah
Cinte Betawi Ke-3 Berlangsung Meriah
A A A
JAKARTA - Kegiatan “Kibar Budaya untuk Negeri”, Cinte Betawi ke-3 digelar di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, kemarin.

Sebuah panggung di sisi selatan Monas dipadati warga Jakarta untuk memeriahkan acara ini. Berbagai pernak-pernik tentang Betawi, mulai kuliner seperti selendang mayang, kerak telor, toge goreng, hingga nasi uduk diserbu pengunjung. Pertunjukan budaya juga menyita perhatian, di antaranya pencak silat, tari topeng, ondelondel, dan lenong Betawi. Acara “Kibar Budaya untuk Negeri” dimeriahkan dengan jalan santai.

Sekitar 10.000 peserta turut memeriahkan acara jalan santai dengan rute Monas hingga Bundaran Hotel Indonesia (HI), dengan hadiah utama satu unit Daihatsu Ayla. Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Kebudayaan Sylviana Murni mengatakan, Pemprov DKI Jakarta mendukung penuh acara yang bertujuan mengembangkan budaya Betawi. Menurutnya, mengembangkan kebudayaan Betawi berarti juga mengenalkan Jakarta. Pemprov DKI Jakarta sendiri mewajibkan pegawai negeri sipil untuk menggunakan kebaya khas Betawi.

“Setiap Jumat, pegawai DKI harus menggunakan pakaian tradisional. Dan itu hal yang efektif,” katanya saat membuka acara di Lapangan Monas kemarin. Sylvi menambahkan, saat ini Jakarta merupakan pintu masuk segala budaya, baik dari daerah di Indonesia maupun dari luar negeri. Kegiatan ini dianggap sebagai salah satu bentuk konkret untuk melestarikan budaya Betawi. Dengan demikian diharapkan warga DKI Jakarta tetap bisa mengenal identitas kotanya.

Mantan wali kota Jakarta Pusat ini menuturkan, tahun depan akan diberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Banyak orang dari luar Indonesia yang akan bekerja di Jakarta. Jika tidak ada upaya untuk mempertahankan dan mengenalkan budaya Betawi, dikhawatirkan tradisi lokal tersebut akan punah.

“Meskipun banyak akulturasi dari budaya asing, dengan kegiatan ini bisa meneguhkan eksistensi kebudayaan asli Jakarta,” tuturnya. Dia pun berharap kegiatan ini bisa terus digelar sehingga budaya Betawi terus lestari. Apalagi, sebagian masyarakat menilai bahwa budaya lokal adalah kampungan. Perhelatan ini diharapkan bisa mengubah paradigma masyarakat tentang budaya lokal.

“Kibar Budaya untuk Negeri”, Cinte Betawi ke-3 digelar Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB). Kegiatan berskala nasional ini melibatkan 1.000 pelaku seni dan 20.000 peserta jalan sehat budaya dengan mengenakan busana motif batik Betawi. LKB merupakan organisasi yang concern pelestarian dan pengembangan kebudayaan Betawi di Jakarta.

Sejak didirikan tahun 1977 oleh beberapa tokoh Betawi dan dikukuhkan Gubernur Ali Sadikin pada 1978, cukup banyak yang dilakukan LKB baik kajian maupun penerbitan, promosi, pembinaan manajemen organisasi kesenian, hingga pergelaran seni budaya. Fatahillah, salah seorang peserta jalan santai, mengetahui acara ini karena aktif disalah satu organisasi kemasyarakatan.

Setelah mengetahui hal tersebut, dia langsung mengajak istri dan anaknya berpartisipasi. Selain berolahraga, dia dan keluarga juga mendapatkan hiburan secara gratis. Menurut Fatahillah, setiap hari Minggu dia selalu mengikuti Car Free Day di sepanjang Sudirman- MH Thamrin, sehingga jalan santai yang diikutinya bukanlah hal baru. Selama melihat acara ini, dia kagum dengan kemampuan seniman Betawi dalam berbalas pantun.

Baginya selain harus cerdas, berbalas pantun merupakan kreativitas spontan yang cukup menghibur. “Saya tidak berharap mendapat mobil, yang penting bisa refreshing bersama keluarga,” tuturnya.

Ridwansyah
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7014 seconds (0.1#10.140)