Pentingnya Merawat Gigi

Minggu, 23 November 2014 - 11:49 WIB
Pentingnya Merawat Gigi
Pentingnya Merawat Gigi
A A A
Gigi merupakan bagian penting dalam tubuh seseorang. Tanpa gigi, kita akan kesulitan melumat makanan untuk bisa dicerna tubuh. Namun, kesehatan gigi ini sering terabaikan.

Tak banyak yang menyadari kalau makanan dan minuman yang selalu dikonsumsi dapat mempengaruhi kesehatan gigi. Cokelat, kopi, teh, serta makanan dan minuman beralkohol bisa mempengaruhi kesehatan gigi, terlebih lagi rokok. Jika tidak dilakukan perawatan teratur, gigi akan rusak.

Rasamakananyang kita makan juga berpengaruh terhadap kesehatan gigi. Rasa yang terlalu tajam, seperti asam dan pedas bisa membuat gigi terasa ngilu. Begitu juga dengan makanan atau minuman yang terlalu panas atau dingin. Dokter spesialis gigi, Sri Angky Soekanto, menuturkan, kurangnya perhatian masyarakat akan kesehatan gigi membuat prevalensi penderita karies gigi atau gigi berlubang bertambah besar setiap tahun.

Berdasarkan sebuah penelitian, ternyata hanya ada sekitar 20% penduduk Indonesia yang bebas dari penyakit gigi berlubang. “Hal tersebut sangat memprihatinkan, apalagi penyakit gigi berlubang merupakan penyakit yang serius,” ujarnya. Dosen Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Indonesia (UI) ini mengungkapkan, karies gigi disebabkan bakteri yang ada di dalam mulut dan gigi.

Bakteri mampu mengubah semua sisa-sisa makanan khususnya gula menjadi asam. Asam yang terbentuk akibat bakteri tersebut akan memicu penumpukan lapisan dan melekat di gigi yang biasa disebut dengan plak. “Gigi berlubang lama-lama akan menyebabkan gigi menjadi busuk. Bayangkan saja, barang busuk ada di dalam tubuh kita. Bakteri dari gigi busuk ini, bisa mempengaruhi organ tubuh lainnya,” papar Sri Angky Soekanto.

Kalau sudah begitu, tidak cukup dengan sikat gigi dua hari sekali. Perawatan interdental atau membersihkan kotoran di antara gigi setelah makan harus dilakukan. “Seperti dengan memakai dental floss (benang gigi) setelah makan. Selain itu, menggosok gigi dengan sikat yang lebih kecil dan lembut,” ujarnya.

Jika dulu dianjurkan 6 bulan sekali ke dokter gigi, diharapkan sekarang tidak menunggu sampai 6 bulan atau sampai mereka sakit baru ke dokter gigi. “Anggap dokter gigi seperti mengunjungi teman. Jadi, kita bisa mengontrol rongga mulut kita ini gampang berlubang atau tidak. Apalagi yang suka makanmakanan manis. Kalau kita kurang minum air putih, itu juga ada pengaruhnya,” ucap Sri Angky Soekanto.

Dekan FKG Universitas Sumatera Utara (USU) Prof Nazzrudin mengungkapkan, mengacu pada Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013, dari 94,4% masyarakat di Sumatera Utara (Sumut), sebena rnya sudah menyikat gigi dua kali sehari. Namun, baru 1,2% dari masyarakat menyikat gigi sesuai waktu yang dianjurkan.

Karenanya, edukasi serta pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Sumut perlu terus diupayakan. Nazzrudin menerangkan, penyebab kerusakan gigi di antaranya kebiasaan menggosok gigi yang salah, tekanan berlebihan saat menggosok gigi dapat membuat gusi mengalami iritasi, menyebabkan gigi berlubang, penipisan email gigi. Bahkan, dapat menimbulkan kerusakan hingga ke akar gigi.

Pada kondisi mulut yang tidak sehat terdapat plak atau karang gigi yang menjadi tempat bersarangnya kuman. Karang tersebut juga lama-lama dapat mengiritasi gigi dan menimbulkan bau mulut. “Penumpukan sisa-sisa makanan di daerah pertemuan gigi. Lama kelamaan sisa-sisa makanan tersebut menumpuk dan lambat laun mengirisitasi gusi sehingga menyebabkan gigi keropos,” ungkapnya.

Saat ini ada begitu banyak penyakit gigi dan mulut yang dialami masyarakat. Yang paling merusak adalah gigi berlubang disertai kerusakan prodental atau jaringan di sekitar gigi. Misalnya, gigi geraham busuk yang dibiarkan hanya tinggal akarnya saja sehingga menimbulkan peradangan gusi.

“Jika kondisi ini dibiarkan akan menimbulkan masalah yang fatal. Ketika gusi mengalami suatu peradangan, bakteri akan berkembang dan melewati sirkulasi darah selama kita melakukan aktivitas normal pada rongga mulut seperti mengunyah. Bakteri ini akan masuk mengganggu sistem kerja ginjal, jantung, serta paru-paru,” papar Nazzrudin.

Karenanya, Nazzrudin menyarankan agar masyarakat selalu menggosok gigi di saat yang tepat, yakni dua kali sehari, sehabis sarapan pagi dan sebelum tidur. Dia juga menyarankan kepada masyarakat yang ingin memperindah gigi, seperti memutihkan gigi atau memasang kawat gigi.

Sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter gigi. Lantaran sekarang ini banyak tempat-tempat kecantikan yang menawarkan jasa pemutihan dan pemasangan kawat gigi, yang akibatnya bisa fatal bagi kesehatan gigi. “Lantaran fungsi gigi tidak hanya untuk mengunyah, namun memiliki fungsi estetika yang menunjang kecantikan,” ujarnya.

Seorang warga yang mengaku pernah memasang behel gigi digerai kecantikan di Medan, Nova, 28, mengaku kecewa karena ketika dia memasang behel dengan biaya yang lebih murah, namun sekarang malah harus mengeluarkan biaya yang lebih mahal untuk memperbaiki giginya.

“Saya dulu pernah memasang behel gigi ke gerai kecantikan gitu, enggak usah saya sebutlah di mana enggak enak juga. Ketika itu saya pasang behel dibuat hanya untuk gigi bagian bawah, setelah saya pakai hampir setengah tahun, hasilnya tidak kelihatan malah geraham saya jadi tidak rata. Sehingga saya pergi ke dokter spesialis gigi untuk membuat geraham saya menjadi bagus,” ungkap Nova.

Begitulah kalau nasi telah jadi bubur, maunya bergigi bagus dengan biaya murah, justru harus mengeluarkan biaya yang lebih mahal. “Memang di gerai kecantikan itu murah pasang behel, rupanya setelah saya periksa ke dokter spesialis gigi, untuk pemasangan behel itu tidak boleh dilakukan satu bagian gigi saja, walaupun yang tidak baik itu gigi bagian atas, tapi sebaiknya dipasang di dua bagian gigi atas dan bawah sehingga gigi kita rata. Kapoklah saya, tidak lagi mau berurusan soal gigi ke gerai kecantikan, sebaiknya langsung ke ahlinya,” kata Nova.

Lain halnya dengan Roma, 33, warga Jalan Sisingamangaraja, dia menyesal kalau selama ini tidak mau merawat gigi dengan baik, terutama menggosok gigi dua kali sehari. Akibatnya, kini giginya banyak yang keropos dan bolong sehingga menjadi minder karena mengalami bau mulut.

“Saya menyesal sekali sekarang tidak rajin sikat gigi, apalagi saya dari kecil suka mengunyah permen, makan cokelat, makanya sekarang gigi saya banyak yang bolong. Setelah bekerja, saya malah menjadi minder dengan kawan-kawan karena mulut saya bau. Sekarang saya berobat ke dokter gigi secara intens. Kalau saja saya mau merawat gigi dengan menggosok gigi saja dua kali sehari, tentu sekarang saya tidak perlu mengeluarkan uang banyak untuk ke dokter gigi,” katanya dengan sedih.

Siti amelia/ Lia anggia nasution
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6575 seconds (0.1#10.140)