Fontus Botol Ajaib Penghasil Air

Minggu, 23 November 2014 - 11:38 WIB
Fontus Botol Ajaib Penghasil Air
Fontus Botol Ajaib Penghasil Air
A A A
Kehabisan air saat bersepeda umumnya menjadi mimpi buruk bagi pengendara. Apalagi jika kegiatan bersepeda dilakukan di wilayah berbukit saat terik matahari menyengat. Tapi masalah ini tampaknya akan segera berakhir.

Kristof Retezar, mahasiswa desain industri Universitas Seni Terapan di Wina, Austria, menciptakan ide menarik lewat purwarupa Fontus, botol yang dapat terisi air secara otomatis saat bersepeda.

Tak pelak, karya ini menjadi salah satu finalis James Dyson Award 2014. Fontus yang ditempatkan pada kerangka sepeda adalah botol yang bisa mengumpulkan dan mengembunkan kelembaban udara menjadi air saat sepeda sedang bergerak. Fontus menggunakan prinsip pendinginan termoelektrik untuk mengisi botol dengan air. Fontus diambil dari nama dewa sumur dan mata air Romawi.

Cara kerja Fontus menggunakan proses kondensasi (pengembunan). Proses itu tercipta ketika sepeda sedang digunakan. Pada saat sepeda melaju, ada udara masuk melalui ruang atas pemegang botol yang di dalamnya terdapat pendingin yang mendapatkan energi dari panel surya di bagian atas Fontus.

Udara dingin diubah menjadi embun setelah mendapat pemanasan yang ditimbulkan dari elemen pemanas (dissipator). Embun kemudian menjadi air yang dialirkan ke dalam botol. ”Alat ini sangat berguna bagi mereka yang gemar bersepeda jarak jauh. Alat ini bisa menjadi sumber air konstan bagi pengendara sepeda,” ujar Retezar seperti dilansir situs James Dyson Award.

Bagian atas botol didinginkan listrik yang dihasilkan panel surya, sementara bagian bawah menjadi pemanas. Pendingin kecil di bagian tengah yang disebut peltier element menjadi salah satu instrumen penting dalam cara kerja alat ini. Solar panel berfungsi menghasilkan listrik untuk mendinginkan bagian sekaligus memberikan energi listrik pada alat pemanas. Retezar mengatakan bahwa alat ini dapat menghasilkan setengah liter air dalam satu jam pada suhu sekitar 20 derajat Celsius dengan 50% kelembaban.

Tapi Fontus belum dapat memurnikan air sehingga penggunaannya harus sesuai dengan kelembaban udara negara tertentu. Pada botol yang digunakan juga ditempatkan filter untuk menjaga air dari debu dan polusi. Kondisi filter yang lebih baik sangat dibutuhkan untuk wilayah-wilayah dengan tingkat pencemaran udara yang tinggi. Kepada The Huffington Post Retezar mengatakan untuk membuat prototipe Fontus dibutuhkan biaya USD25 hingga USD40.

Tapi dia berencana memperbaiki desain sebelum hasil karyanya dibuat secara massal. ”Pemanfaatan udara sebagai sumber air adalah metode yang telah dipraktikkan selama lebih dari 2.000 tahun dalam masyarakat tertentu, terutama di Asia dan Amerika Tengah,” katanya.

Menurut dia atmosfer bumi mengandung 8.077 kilometer kubik (13.000 km3) air tawar yang sebagian besar dieksploitasi. Proyek ini merupakan upaya untuk menemukan sumber daya tersebut. Hasil karya ini sangat mungkin bisa membantu sekitar 2 miliar orang di lebih dari 40 negara yang tinggal di daerah dengan kelangkaan air.

Diperkirakan 47% dari populasi dunia akan tinggal di daerah-daerah yang langka air tanah, tetapi memiliki kelembaban yang tinggi pada 2030.

Dina angelina
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3502 seconds (0.1#10.140)