Siswa SMP Tusuk Teman hingga Tewas

Jum'at, 21 November 2014 - 17:12 WIB
Siswa SMP Tusuk Teman hingga Tewas
Siswa SMP Tusuk Teman hingga Tewas
A A A
MUARABELITI - Dunia pendidikan saat ini mengundang keprihatinan. Siswa SMP Negeri “leluasa” tawuran di halaman sekolah saat jam istirahat hingga mengakibatkan satu korban tewas tertusuk senjata tajam (sajam).

Adu fisik siswa tersebut terjadi di SMP Negeri 1 Muarabeliti, Mu sirawas, sekitar pukul 10.00WIB ke marin. Korban Deni Agusr i an,15 siswa kelas VIII (kelas 2), tewas dengan luka tusuk di rusuk bagian kiri. Sementara tersangka pelaku penusukan Novi Ir a wan, 15, siswa Kelas VIII.

Kejadian tersebut sempat mengakibatkan ketegangan di daerah tersebut, karena ke duanya berasal dari dua desa berbeda. Dimana, korban Deni warga Desa Remayu, dan tersangka No vi Irawan, 15 warga Desa Lubuk Besar. Dua Desa tersebut berada dalam wilayah Kecamatan Tiang Pungut, Musirawas.

Namun ketegangan tersebut segera dapat dikendalikan setelah petugas kepolisian dari Polres Musirawas yang mendapatkan laporan adanya kejadian tersebut langsung terjun ke lokasi kejadian dan mengaman kan SMP Negeri 1 Muarabeliti. Polisi langsung melakukan olah tempat ke ja dian perkara (TKP).

Berdasarkan informasi yang dihimpun KORAN SINDO PALEMBANG, kejadian tersebut be ra wal pada Selasa (18/11) sekitar pukul 13.00WIB korban dan pe laku serta siswa SMP tersebut lainnya pulang sekolah dengan me numpang sebuah mobil angkutan umum. Di dalam mobil tersebut, ada seorang siswi yang posisinya didesak-desak oleh korban dan tersangka marah dan terjadilah perselisihan antar keduanya.

Saat itu belum terjadi adu fisik, namun di antara mereka ter sim pan dendam. Sehingga pada saat jam istirahat kemarin, keributan ter jadi. Awalnya, korban dan sejumlah teman-temannya mengeroyok tersangka di halaman sekolah.

Merasa terpojok dan kalah tenaga, tersangka yang ternya ta telah mempersenjatai diri mengeluarkan sebilah pisau dan penusukan terjadi. Usai kejadian Wakapolres, Musirawas Kompol Kadarislam, Kabag Ops, Kompol M Risvy beserta rombongan juga ke SMP Negeri 1 Muarabeliti untuk memantau olah tempat kejadian perkara (TKP).

Sementara tersangka yang telah diamankan langsung dibawa ke Mapolres Musirawas, untuk proses selanjutnya. Selain itu, timsus Satreskrim Pol res Mura juga memberi kan pe nyu luhan ke kedua desa. Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Kabupaten Mura, AKBP Nurhadi Handayani di dam pingi Kasat Reskrim, AKP Teddy Ardian mengatakan pihaknya mengimbau seluruh masyarakat untuk tidak ter provokasi.

Serahkan semua nya pada proses hukum, karena anggota Satreskrim telah memprosesnya dan mengamankan tersangka. “Kita harapkan masyarakat tenang dan tidak melakukan tindakan yang anarkis. Motif pembunuhan karena ada selisih antara tersangka dan rekan korban.

Akibat perselisihan temanteman korban mendatangi tersangka. Karena terdesak akhirnya tersangka mengeluarkan pisau dan menusuk korban yang saat itu berada didekat ke ja dian,” ujar Kapolres. “Kita telah amankan BB sajam yang di gunakan menusuk korban. Tersangka dijerat Pasal 80 dan Pasal 3 UU Per lindungan anak,” jelas AKP Teddy menambahkan.

Sementara Kepala Sekolah SMPN I Muara Beliti, Supriadi membenarkan kejadian maut tersebut saat jam istirahat sekolah. “Kita mengetahui ada keributan dan korban telah ditusuk temannya sendiri,” kata Supriadi di ruang guru kepada KORAN SINDO PALEMBANG, kemarin. Supriadi mengakui pihaknya kecolongan sehingga terjadi tawuran dan siswa membawa sajam.

Padahal menurutnya, pihak sekolah telah berulang kali memberikan pengarahan dan peringatan tegas kepada siswa, untuk tidak melakukan tin dakan pidana apalagi tawuran. Bahkan setiap saat dilakukan razia. “Saya sering razia siswa bahkan setiap saat kontrol ke kelas-kelas melakukan razia. Namun, kejadian ini kita sangat kecolongan,” tegas Supriadi.

Atas kejadian ini pihaknya segera melakukan langkah preventif agar tidak terulang kembali. Dia mempertegas bahwa pihak sekolah tidak meng inginkan kejadian tersebut. “Berbagai upaya akan dilakukan, supaya tidak terjadi lagi ke depan,” sebutnya. Sedangkan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pen di dikan Diknas Kabupaten Musirawas, menyesalkan kejadian terse but.

“Kami sayangkan kenapa terjadi? Permasalahan itu sebelumnya terjadi di luar sekolah. Sampai sekarang belum ada pen-jelasan dari pihak sekolah. Diduga karena panik akibat kejadian itu,” kata Kepala UPT Pendidikan, Budi kemarin. Menurut Budi, kejadian tersebut dapat dicegah jika pihak sekolah tidak teledor.

Karena sambung Budi, beberapa hari sebelumnya sudah terjadi perselisihan pemicu yang harusnya langsung diselesaikan. Dia berharap kedepan tidak terjadi kem bali dan razia sajam ditingkatkan. “Ini (jelas) ada keteledoran (kepala sekolah dan guru) tetapi akan dikoordinasikan untuk sanksi yang diberikan nantinya,” tegasnya.

Sementara itu, tersangka Novi Irawan di hadapan petugas menuturkan awal kejadian karena keponakan perempuannya dihimpit-himpit oleh korban dalam mobil saat pulang sekolah. “ Aku bawa sajam itu untuk jaga-jaga takut dikeroyok. Saat waktu istirahat terjadi keributan kembali, sehingga terjadi aksi penusukan,”kata Novi.

Menurut Novi, saat kejadian banyak yang mengeroyoknya, se hingga pisau diayun-ayunkan. “Aku kibar-kibarkan sajam itu dan dia (korban) masih mu kul. Langsung aku tusuk pak,” ucapnya.

Hengky chandra agoes
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4277 seconds (0.1#10.140)