McCain: Tak Berani Pasok Senjata ke Ukraina, AS Memalukan

Jum'at, 21 November 2014 - 09:50 WIB
McCain: Tak Berani Pasok Senjata ke Ukraina, AS Memalukan
McCain: Tak Berani Pasok Senjata ke Ukraina, AS Memalukan
A A A
WASHINGTON - Sikap ragu-ragu Amerika Serikat (AS) untuk memasok senjata mematikan ke Ukraina dikritik senator AS terkemuka, John McCain.

Pemerintah Barack Obama secara resmi baru memasok senjata non-mematikan kepada Ukraina. Sedangkan niat untuk memasok senjata mematikan ke Ukraina belum bisa dipastikan, meski tetap jadi rencana.

McCain, politikus Partai Republik asal Arizona itu menganggap langkah AS untuk melanjutkan mengirim bantuan non-mematikan kepada Ukraina sebagai “lanjutan dari tindakan konyol.”

”Mereka (pasukan Ukraina) berjuang melawan orang-orang dengan senjata mematikan. Mereka perlu senjata mematikan untuk melawan. Ini memalukan dan memalukan bahwa kami tidak akan memberi mereka senjata mematikan,” ujar McCain kepada Reuters, yang dilansir Jumat (21/11/2014).

Wacana AS untuk memasok senjata mematikan sempat disampaikan Wakil Penasihat Keamanan Nasional AS, Tony Blinken, pada hari Rabu lalu di sidang Komite Senat Luar Negeri. Saat itu, dia mengatakan bahwa Wakil Presiden AS, Joe Biden dapat menawarkan pasokan senjata mematikan saat ia mengunjungi Ukraina. ”Bantuan mematikan tetap di atas ‘meja’. Ini adalah sesuatu yang sedang lihat,” kata Blinken.

Namun, wacana itu membuat Rusia meradang. Pihak Moskow telah memperingatkan Washington, bahwa rencana seperti itu akan melanggar semua perjanjian internasional. (Baca: AS Hendak Pasok Senjata Mematikan ke Ukraina, Rusia Meradang)

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Aleksandr Lukashevich, mengatakan bahwa laporan rencana AS memasok senjata mematikan kepada Ukraina akan dilihat Rusia sebagai “sinyal masalah yang sangat serius.”

”Kami mendengar berulang konfirmasi dari pemerintah (AS), bahwa mereka hanya memasok bantuan non-mematikan ke Ukraina. Jika ada perubahan kebijakan ini, maka kita berbicara tentang faktor destabilisasi yang sangat serius, yang dapat mempengaruhi keseimbangan kekuasaan di wilayah itu (Ukraina),” kata Lukashevich.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4133 seconds (0.1#10.140)