AS Hendak Pasok Senjata Mematikan ke Ukraina, Rusia Meradang

Jum'at, 21 November 2014 - 08:39 WIB
AS Hendak Pasok Senjata Mematikan ke Ukraina, Rusia Meradang
AS Hendak Pasok Senjata Mematikan ke Ukraina, Rusia Meradang
A A A
MOSKOW - Rencana Amerika Serikat (AS) yang ingin memasok bantuan senjata mematikan ke Ukraina membuat Rusia meradang.

Pihak Moskow telah memperingatkan Washington, bahwa rencana seperti itu akan melanggar semua perjanjian internasional. Sinyal AS untuk memasok senjata mematikan kepada Ukraina semakin menguat seiring dengan kunjungan Wakiil Presiden AS, Joe Biden ke Ukraina.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Aleksandr Lukashevich, mengatakan bahwa laporan rencana AS memasok senjata mematikan kepada Ukraina akan dilihat Rusia sebagai “sinyal masalah yang sangat serius.” (Baca: Ukraina Siap Perang Total dengan Rusia)

”Kami mendengar berulang konfirmasi dari pemerintah (AS), bahwa mereka hanya memasok bantuan non-mematikan ke Ukraina. Jika ada perubahan kebijakan ini, maka kita berbicara tentang faktor destabilisasi yang sangat serius, yang dapat mempengaruhi keseimbangan kekuasaan di wilayah itu,” kata Lukashevich, seperti dikutip Russia Today, Jumat (21/11/2014).

Rencana AS untuk memasok senjata mematikan kepada Ukraina terungkap dari pernyataan Wakil Penasihat Keamanan Nasional AS, Tony Blinken, pada hari Rabu lalu di sidang Komite Senat Luar Negeri.

Saat itu, dia mengatakan bahwa Biden dapat menawarkan pasokan senjata mematikan saat ia mengunjungi Ukraina.”Bantuan mematikan tetap di atas ‘meja’. Ini adalah sesuatu yang sedang lihat,” kata Blinken. (Baca juga: Ledek Kremlin, Inggris Buktikan Tank Rusia Ada di Ukraina)

Menurut Lukasevich, rencana AS yang membuat Rusia meradang itu juga terendus dari gerak-gerik para batalion sukarelawan Ukraina yang menggalang dukungan AS.

”Kami memantau tidak hanya dari laporan itu, tetapi juga dari perjalanan perwakilan batalion sukarelawan Ukraina ke Washington, yang mencoba untuk mengumpulkan dukungan dari Pemerintah AS,” ujarnya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4704 seconds (0.1#10.140)