Siswa SD Dikeroyok hingga Pingsan

Jum'at, 21 November 2014 - 03:18 WIB
Siswa SD Dikeroyok hingga Pingsan
Siswa SD Dikeroyok hingga Pingsan
A A A
SRAGEN - Salah satu siswa kelas VI SDN 1 Glonggong, Kecamatan Gondang, Sragen, Yongki Budiyanto (12) diduga menjadi korban kekerasan tiga teman sekolahnya sendiri.

Anak pasangan Sakimin (48) dan Tamtinah (40) warga Gegersapi, Desa Glonggong, Kecamatan Gondang, Sragen tersebut sempat dilarikan ke rumah sakit karena pingsan hampir sekitar dua jam. Sebelum kejadian, korban menolak ketika dimintai uang Rp2 ribu.

Kejadian yang dialami Yongki berlangsung Senin (17/11/2014) lalu. Kala itu, ia didatangi tiga temannya yang duduk di kelas VI dan kelas V. Mereka adalah Ris (12), Al (12), dan Fal (12). Ia lalu dipaksa menyerahkan uang Rp2 ribu, namun ditolak.

Ketika pulang sekolah, Yongki ditarik ketiga temannya ke sekolah TK yang letaknya bersebelahan dengan SDN 1 Glonggong dan lalu dikeroyok. “Saya sempat meminta tolong kepada guru dengan melambaikan tangan, namun guru itu tidak melihat. Setelah itu saya pingsan,” kata Yongki di rumahnya, Kamis (20/11/2014).

Keberadaan Yongki yang pingsan diketahui salah satu wali murid yang kebetulan tengah menjemput anaknya dan dilaporkan ke guru. Korban lalu dibawa ke rumah sakit guna mendapatkan pertolongan medis.

Yongki mengaku kejadian pemalakan yang dialaminya telah berlangsung ketika dirinya masih duduk di kelas III.

Setiap hari, dirinya selalu dimintai uang antara Rp1-2 ribu. Bahkan ketika tidak memberi, sering dilukai, seperti digunting di bagian pahanya. Bahkan, dirinya juga pernah dimasukkan ke gudang lalu dikeroyok. “Tapi karena diancam, saya takut untuk bilang pada orangtua,” ungkapnya.

Kejadian pengeroyokan terakhir karena dirinya melawan karena sudah jengkel terus menerus dipalak dan disakiti. Yongki ingin pindah sekolah karena tidak ingin kejadian serupa kembali terulang. Setelah dikeroyok, dirinya sampai kini belum kembali masuk sekolah. Ia ingin masuk senin (25/11/2014) pekan depan namun harus sudah pindah ke sekolah lainnya.

Sakimin, ayah Yongki mengatakan, sebenarnya sudah ada perdamaian antara pihaknya dengan keluarga siswa yang mengeroyok. Selain itu, biaya pengobatan juga telah ditanggung pihak sekolah karena hanya rawat jalan.

Dirinya lebih memilih memindahkan anaknya ke sekolah lain agar siswa yang mengeroyok tidak dikeluarkan. “Biar anak saya saja yang pindah untuk adaptasi dengan lingkungan baru,” tutur Sakimin.

Pihak orangtua selama ini memang tidak pernah mengetahui kejadian pengeroyokan yang sering dialami Yongki karena memang tidak pernah bercerita. “Tapi saya memang sudah curiga karena anak saya setiap diminta masuk sekolah tidak mau,” timpal Tamtinah. Dirinya hanya berharap kejadian itu tidak terulang lagi pada siswa lainnya.

Kepala Sekolah (Kasek) SDN 1 Glonggong Darwanto dikonfirmasi menampik adanya pemalakan oleh beberapa siswa kepada Yongki. Kejadian berlangsung ketika mereka tengah bermain ayunan. “Jadi tidak benar itu kabar adanya pemalakan,” bantah Darwanto.
(lis)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6686 seconds (0.1#10.140)