Kayu Kulonprogo Belum Diolah Optimal

Sabtu, 01 November 2014 - 15:57 WIB
Kayu Kulonprogo Belum Diolah Optimal
Kayu Kulonprogo Belum Diolah Optimal
A A A
KULONPROGO - Potensi kayu yang ada di Kabupaten Kulonprogo belum tergarap optimal. Pasalnya, produksi kayu masih dijual ke luar daerah dalam bentuk gelondongan. Padahal, jika dikembangkan menjadi mebel, akan memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi.

“Belum maksimal, penjualan banyak berupa gelondongan,” ujar Wahyono, salah seorang pemilik usaha mebel Jati Indah di wilayah Bumirejo, Lendah. Setiap harinya ada sekitar 120 meter kubik kayu gelondongan yang dijual ke luar daerah. Sebagian besar kayu ini dikirim ke wilayah Pati atau Jepara. Pedagang sendiri akan mendapatkan untung lebih cepat dibanding harus mengolah menjadi produk furnitur.

Menurutnya, salah satu penyebab kayu gelondongan dijual ke luar daerah karena keterbatasan kemampuan sumber daya manusia (SDM). Mereka yang berkutat dengan produk kayu hanya bisa membuat produksi dari bahan yang besar dengan kualitas bagus.

Sedangkan untuk kayu dengan ukuran kecil masih kesulitan. Belum lagi kemampuan mengukir juga terbatas. “Pasar produk furnitur kita juga masih di kancah lokal, belum bisa ke luar daerah,” ucapnya. Pemerintah, kata dia, belum bisa memberikan pendampingan kepada pengusaha furnitur. Padahal, butuh adnaya pelatihan pekerja agar lebih terampil membuat komposisi produk. “Upah pekerja juga lebih mahal dibanding dari luar daerah,” ujarnya.

Meski begitu, Wahyono mengaku mantap menekuni usaha furnitur di rumahnya. Setiap bulan dia mampu menghasilkan omzet sekitar Rp20 juta dengan keuntungan bersih Rp2 juta.

Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, mengakui masih minimnya pengusaha yang bisa mengolah produk kayu lokal. Untuk itulah perlu adanya kreasi dalam pengolahan kayu. Apalagi kualitas kayu Kulonprogo cukup bagus dan sudah mendapatkan sertifikasi internasional.

“Kalau masyarakat mampu mengolah, tentu kesejahteraan bisa meningkat,” tuturnya.

Kabid Perindustrian Disperindag dan ESDM, Dewantoro, mengatakan, pertumbuhan industri mebel dan furnitur sebenarnya cukup bagus. Beberapa perajin juga mampu membuat produk yang lebih memiliki nilai estetika. Hanya saja jumlahnya masih terbatas. “Mebel dan furnitur sebenarnya cukup berkembang. Hanya saja perlu sentuhan dan pendampingan,” tandasnya.

Kuntadi
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.7025 seconds (0.1#10.140)