Operator Bus Galau Tentukan Tarif

Jum'at, 31 Oktober 2014 - 18:45 WIB
Operator Bus Galau Tentukan Tarif
Operator Bus Galau Tentukan Tarif
A A A
PALEMBANG - Tarik ulur ke putusan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) membuat sejumlah operator bus AKAP maupun AKDP galau.

Manajer Operasional Perum Damri Palembang Rachmadi mengatakan, pihaknya masih menunggu keputusan pasti ren cana tersebut dari pemerintah. Tidak sampai di situ, keputusan ini nantinya masih akan melalui pertimbangan pihak regulator dalam me nyesuaikan tarif.

Untuk tarif AKAP, jelasnya, akan melalui kebijakan Perum Damri Pusat, sementara untuk AKDP melalui Gubernur Sumsel. Adapun yang nonekonomi diatur lagi oleh Organda. Berdasarkan pengalaman, biasanya SK kenaikan baru ada lebih dari satu minggu setelah keputusan kenaikan BBM. “Pastinya, kami tidak akan langsung menyesuaikan tarif begitu saja,” jelas Rachmadi di ruang kerjanya, kemarin.

Diakuinya, kenaikan BBM tentu sangat berpengaruh pada biaya operasional Damri. Mengingat BBM mendominasi biaya operasional Damri secara umum. Saat ini, aset yang dimiliki pihaknya sebanyak 30 armada yang terdiri dari bus kelas bisnis dengan kapasitas 40 seat dan bus ekonomi dengan kapasitas 29 seat. “Bus untuk kelas bisnis lebih banyak karena tuntutan pasar. Saat ini bus dengan fasilitas AC tidak lagi dianggap mewah, tapi kebutuhan,” kata dia.

Terkait tingkat keterisian penumpang, Rachmadi menyatakan, tidak akan khawatir pada penurunan penumpang apabila kenaikan tarif benar-benar terjadi. Sebab, penurunan di mungkinkan hanya sebesar 10%. Menurutnya, hal ini dimaklumi karena bisa jadi masyarakat akan sedikit menunda keberangkatan saja karena melihat harga tarif yang tinggi.

Saat ini tarif untuk Palembang Pelabuhan TAA kelas bisnis berlaku Rp35.000 dan ekonomi Rp20.000. Lalu untuk Palembang Jakarta tersedia kelas bisnis saja dengan harga tiket Rp200.000. Tersedia pula rute Palembang Prabumulih kelas bisnis Rp75.000 dan Palembang Lampung kelas bisnis Rp175.000. “Kami masih menggunakan bus Mercedes Benz dan Mitsubishi,” tuturnya.

Senada diungkapkan Kepala Divisi Operasional PO Handoyo, Joni. Dia mengatakan, masih akan menunggu kebijakan kenaikan BBM. Penyesuaian harga tetap akan ada bila kenaikan BBM sangat tinggi. Itu pun pihaknya tetap akan mempertimbangkan segmen menengah bawah yang menjadi pasar Handoyo selama ini.

“Sepanjang 2014 kami be lum menaikkan tarif, kecuali momen Idul Fitri yang memang padat penyeberangan ke Jawa. Untuk isu kenaikan BBM ini, kami masih menunggu. Bila me mang akanadakenaikan, penyesuaiannya tidak akan lebih dari tarif PO besar yang ada,” jelasnya.

Tarif yang berlaku saat ini, se butnya, untuk ke Jawa sebesar Rp380.000. Sementara, untuk Palembang-Tangerang sebesar Rp260.000 dan Palembang-Lampung Rp160.000. Dia memastikan, kenaikan BBM bisa jadi menurunkan jumlah penumpang sebesar 20%. “Tapi tidak masalah, biasanya penurunannya juga hanya sebentar sekitar 2-3 bulan. Selanjutnya akan normal kembali, karena transportasi ini kan kebutuhan,” ujar Joni.

Yulia savitri
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5730 seconds (0.1#10.140)