BI Prediksi Defisit Neraca Berjalan Membaik

Jum'at, 24 Oktober 2014 - 16:41 WIB
BI Prediksi Defisit Neraca Berjalan Membaik
BI Prediksi Defisit Neraca Berjalan Membaik
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memprediksi secara umum, defisit neraca berjalan (current account deficit/CAD) pada tahun 2014 akan membaik.

Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo, perbaikan itu ada dalam banyak hal, diantaranya selesainya renegosiasi mineral dan kegiatan ekspor non-migas.

"Jadi, kita menyambut baik bahwa ternyata di forecast yang terakhir, current account kita mengalami perbaikan," ujar Agus di Jakarta, Jumat (24/10/2014).

Oleh karena itu, menurut dia, perbaikan ini harus terus dilakukan karena dengan adanya defisit neraca berjalan yang lebih baik akan membuat fundamental ekonomi Indonesia membaik. Hanya saja, untuk September, BI belum mendapatkan angka defisit neraca berjalan.

"Untuk yang September saya belum dapat angka terakhir dan nanti kalau dalam Rapat Dewan Gubernur, saya akan bisa memperoleh informasi tentang yang September itu," ujarnya.

Agus memperkirakan, saat ini defisit neraca berjalan Indonesia pada kisaran USD26 miliar. Angka itu membaik jika dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar USD29 miliar.

"Kalau sekarang ini defisit neraca berjalan ada di kisaran USD26 miliar. Tapi kalau dibandingkan tahun lalu USD29 miliar, defisit membaik. Itu kita sambut baik," paparnya.

Namun, lanjut dia, Indonesia harus mempersiapkan diri seandainya tingkat suku bunga di Amerika Serikat (AS) naik.

"Itu yang nanti perlu kita waspadai adalah capital dan financial account kita karena capital dan financial account selama ini yang juga banyak membantu pembiayaan defisit dari current account kita," ungkap Agus.

Dia berharap, perbaikan seperti ini akan terus berlanjut hingga 2015 mendatang. BI saat ini juga masih sangat memperhatikan adanya risiko inflasi mengingat bulan November mendatang akan ada penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) yang akan berdampak pada kenaikan inflasi.

Bukan hanya itu, BI juga akan memperhatikan transaksi berjalan. Menurut Agus, meskipun transaksi berjalan mungkin sudah lebih baik, namun dirinya berharap benar-benar harus terjadi perbaikan.

"Karena selama bulan-bulan ini, impor non-migas cenderung meningkat. Itu kita pahami karena untuk mendukung investasi dan mendukung produksi. Secara umum, kita perlu menjaga transaksi berjalan. Yang lain tentu adanya kecenderungan tingkat bunga di Amerika Serikat yang akan meningkat, tentu juga berdampak," jelasnya.

Oleh karena itu, terkait posisi moneter, BI bersama pemerintah akan mewaspadai serta mengantisipasi hal tersebut.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5009 seconds (0.1#10.140)