IHSG Berpeluang Dekati Resistance 5.142

Jum'at, 24 Oktober 2014 - 08:06 WIB
IHSG Berpeluang Dekati Resistance 5.142
IHSG Berpeluang Dekati Resistance 5.142
A A A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari terakhir pekan ini diprediksi masih akan melanjutkan kenaikan dan berpeluang menguji resistance di 5.142.

Analis Teknikal Mandiri Sekuritas Ayyi Achmad Hidayah menilai, IHSG masih diperdagangkan di atas EMA 200 hari. Indeks bergerak menguat untuk kemudian ditutup pada level 5.103 atau naik +0,58% pada perdagangan kemarin.

"Pada perdagangan hari ini, IHSG masih akan melanjutkan kenaikan dan coba menguji resistance terdekat di 5.142 dan support di 5.014," kata dia, Jumat (24/10/2014).

Adapun sentimen dari global mendukung reli IHSG. Pasar saham Amerika Serikat (AS) ditutup berbalik arah menguat seiring rilis data tenaga kerja yang positif. Penguatan itu diapresiasi dengan kenaikan indeks Dow Jones Industrial Avg sebesar 1,32% dan indeks S&P 500 sebesar 1,23%.

Dari pasar Asia, pergerakan pasar saham dipengaruhi oleh perkembangan bursa global. Apresiasi pasar saham Asia ditunjukkan oleh indeks Nikkei 225 di Jepang sebesar 1,04%. Sedangkan indeks KOSPI Composite di Korea Selatan melemah tipis 0,14%.

Sementara harga kontrak berjangka (futures) komoditas bergerak variatif. Harga minyak mentah WTI turun 0,34% ke level USD23,71 per barel. Sedangkan harga emas Comex menguat 0,19% ke posisi
USD1.231,40 per ons.

Dari dalam negeri, Presiden Joko Widodo memastikan akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada tanggal 31 Oktober 2014. Dengan begitu, harga baru BBM bersubsidu yang baru akan mulai berlaku pada 1 November 2014.

Rencananya, pemerintah akan menaikkan harga BBM bersubsidi sebesar Rp3.000 per liter. Ini artinya, harga BBM bersubsidi akan naik 46,1%, dari Rp6.500 menjadi Rp9.500 per liter.

Kenaikan ini akan menghemat anggaran Rp20 triliun. Bersamaan dengan kenaikan harga BBM bersubsidi, pemerintah akan memberikan bantuan ke masyarakat miskin. Ada 20 juta keluarga miskin yang akan mendapatkan guyuran dana dari pemerintah.

Jumlah tersebut naik dari jumlah orang miskin penerima kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi dua tahun lalu yang hanya 15,5 juta kepala keluarga.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6068 seconds (0.1#10.140)