Banjir Lahar Dingin Merapi Terjang 3 Dusun di Bantul

Rabu, 22 Oktober 2014 - 16:26 WIB
Banjir Lahar Dingin Merapi Terjang 3 Dusun di Bantul
Banjir Lahar Dingin Merapi Terjang 3 Dusun di Bantul
A A A
BANTUL - Tiga wilayah di Kabupaten Bantul, diterjang banjir lahar dingin Gunung Merapi. Tiga wilayah tersebut, masing-masing dua dusun di bantaran Sungai Opak, dan satu wilayah di bantaran Sungai Winongo.

Ketua Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kabupaten Bantul Heri Ruswanto mengatakan, tiga dusun yang rawan terdampak banjir akibat erupsi Gunung Merapi, di antaranya adalah Dusun Pandean dan Dusun Jotawang, yang masuk Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon, serta Dusun Winongo, yang masuk kecamatan Kasihan.

Berdasarkan pengalaman banjir lahar dingin sebelumnya, tiga wilayah tersebut selalu tergenang air bahkan bisa melewati ketinggian jembatan.

“Kalau diukur bisa mencapai enam meter dari dasar sungai ketinggian airnya,” ujar Heri, saat melakukan simulasi banjir bandang, di Dusun Ngoto, Bangungharjo, Sewon, Rabu (22/10/2014).

Ketiga dusun tersebut, termasuk rawan banjir, karena pemukiman berada di bawah bantaran sungai. Sehingga, setiap erupsi Merapi yang disertai dengan adanya banjir lahar dingin, akan selalu tergenang banjir.

Tak hanya lahan garapan atau pekarangan, air sungai juga kerap masuk ke dalam rumah.

Menanggapi hal itu, Ketua RT 01 Dusun Pandean, Desa Bangunharjo, Mujiwinoto mengakui, wilayahnya hampir setiap tahun menjadi langganan banjir. Tak hanya kala lahar dingin, ketika hujan turun dengan lebat, kawasan itu juga banjir.

“Setiap musim penghujan pasti kena banjir,” ungkapnya.

Dari 107 Kepala Keluarga (KK) yang ada di kawasan Dusun Pandean, ada sekitar 90 KK yang menjadi langganan banjir. 40 KK di antaranya menderita kerugian cukup besar, karena selain rumah tempat tinggal mereka, lokasi garapan 40 KK ini, juga sering rusak diterjang ganasnya air.

Ke-40 KK tersebut terpaksa harus menghentikan atau memindah usaha mereka, seperti bercocok tanam, memelihara ikan ataupun membuat tempe dari lokasi semula, ketika banjir menerjang.

“Resiko yang kami hadapi memang asset-aset selalu rusak diterjang banjir,” ungkapnya.

Senada diungkapkan Pengurus RT 01 Eko Budi Marwanto. Dia mengatakan, untuk mengantisipasi jatuhnya korban jiwa, setiap banjir melanda, seluruh penduduk di kawasan tersebut melakukan simulasi bencana banjir bandang.

Simulasi ini dimulai dengan adanya peringatan bahaya banjir dari hulu Merapi yang diteruskan oleh seluruh instansi terkait dan diantisipasi dengan pengungsian yang dilakukan oleh warga.

“Ini untuk meningkatkan kesiapsiagaan kami menghadapi banjir,” tukasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4571 seconds (0.1#10.140)