Bos Bajaj Dirugikan Program Peremajaan Bajaj

Rabu, 22 Oktober 2014 - 03:28 WIB
Bos Bajaj Dirugikan Program Peremajaan Bajaj
Bos Bajaj Dirugikan Program Peremajaan Bajaj
A A A
JAKARTA - Sejumlah pemilik bajaj bahan bakar minyak (orange) kecewa dengan program peremajaan bajaj biru berbahan bakar gas yang dicanangkan Dishub DKI Jakarta.

Selain tidak bisa mengoperasikan bajaj orange, proses pemesanan bajaj biru juga tak kunjung lancar.

Linda (37), salah seorang pengusaha bajaj di kawasan Jelambar, Grogol Petamburan, Jakarta Barat mengatakan, sejak dicanangkannya program peremajaan bajaj, pihaknya tidak bisa melakukan perpanjangan surat-surat pengoperasian bajaj orange. Sehingga sisa 24 dari 50 bajaj orangenya saat ini menjadi bangkai.

"Sebagian bajaj saya sudah ada yang diremajakan oleh operator PT Matahari Trans Utama. Namun sejak akhir 2013 lalu, sisanya tidak diremajakan. Setoran satu bajaj per hari Rp30.000, setahun sudah berapa jika dikalikan 24 unit," kata Linda saat dihubungi, Selasa 21 Oktober 2014.

Selain itu, Linda juga mengeluhkan proses pengurusan perpanjangan perizinan operasional yang mandek pada perusahaan distributor bajaj PT Abdi Raharja dengan operatornya PT Matahari Trans Utama sebagai pemenang tender pengadaan bajaj tersebut. Bahkan, sejak setahun lalu mengajukan kepada distributor tersebut, lima bajaj biru BBG miliknya tak juga kunjung dikeluarkan.

Akibatnya, ia mengalami kerugian hingga Rp300 juta. Menurutnya, kerugian dan kekecawaan itu tidak hanya dialaminya sendiri. Namun juga dirasakan oleh pengusaha bajaj lainnya.

Linda berharap agar Dinas Perhubungan DKI selaku yang memiliki program tersebut dapat segera menyelesaikan masalah peremajaan bajaj yang belum juga menemui titik terang itu.

"Duit sudah saya setor, bajaj belum juga keluar. 24 bajaj yang saya urus surat-suratnya juga terpaksa saya tarik kembali, untuk itu sekarang enggak bisa beroperasi," keluhnya.

Hal yang sama juga dialami Ardiansyah (60). Bahkan, Ardian baru mendapatkan belasan plat nomor kendaraan bajaj birunya setelah akhir tahun lalu diremajakan.

"Saya pesan dua lagi bajaj biru, namun sejak akhir tahun lalu tak kunjung datang," ungkapnya saat ditemui di kantor PT Abdi Raharja di Jalan Panjang Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Menanggapi hal tersebut, Marketing Manajer PT Abdi Raharja, Rahman mengatakan, saat ini pihaknya sudah mendapatkan 220 unit bajaj biru BBG yang siap diterima konsumennya. Sejak dibekukannya PT Matahari Trans Utama sebagai operator pada Agustus 2014, proses peremajaan 700 unit bajaj yang sudah mendaftar ditangani sendiri oleh pihaknya sebagai distributor bajaj.

"Kami pesan itu sudah setahun, karena ada pergantian tipe. Sedikitnya ada 220 yang belum lama ini tiba di Jakarta, sekarang masih proses perakitan," jelasnya.

Selain berubah tipe dari RE 205 D menjadi RE 205 FL yang lebih elegan, Rahman menyebutkan kendala lamanya penyerahan bajaj BBG pengurusan surat izin, mulai dari uji emisi, plat nomor, izin operasi sampai KIR yang butuh waktu lama.

Selain itu, fluktuasi nilai rupiah yang terus merosot membuat patokan harga pasaran unit bajaj BBG semakin tinggi. Per Januari 2014, harga satu unit bajaj biru dibandrol Rp77 juta dari harga sebelumnya Rp66 juta per unit.

"Kami minta kesabaranya. Perihal keuangan, kami melibatkan sejumlah persuahaan finansial dan kredit. Dengan kisaran uang muka mulai Rp 28-35 juta, tentunya cicilan per bulannya tidak diberatkan," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, M Akbar mengakui jika program peremajaan bajaj orange menjadi gas (biru) yang dilimpahkan kepada operator pemenang lelang banyak mengalami kendala. Untuk itu, kedepan pihaknya akan mempersilahkan para pemilik bajaj oranye langsung memesannya kepada distributor PT Abdi Raharja dan PT Gama.

Kemudian dilanjutkan dengan perizinanya di Kantor Dinas Perhubungan DKI Jakarta yang terletak di Jalan Jati Baru, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

"Sebelumnya, untuk kepemilikan armada roda tiga ini melalui koperasi, operator atau PT yang mewadahi operasioan bajaj di ibu kota. Saat ini, kami ubah jadi perorangan. Pemilik bajaj dapat langsung ke distibutor, dan pengurusan izinnya ke Dishub," kata Akbar saat dihubungi.

Akbar mengatakan, sejak dicanangkannya peremajaan tersebut sekitar enam atau tujuh tahun lalu, hingga saat ini baru sekitar 5000 dari 14.000 bajaj yang diremajakan. Padahal, peremajaan tersebut ditargetkan rampung pada tahun ini.

Akbar pun sudah bertindak tegas dengan menghentikan sebagian kontrak kerjasama kepada salah satu operator, yakni PT Matahari lantaran tidak dapat memenuhi target peremajaan sebanyak 3.500 unit pada 2013 lalu.

"Apabila ada masalah antara pemilik bajaj dan operator, silahkan selesaikan terlebih dahulu di keduanya. Kami tidak tahu perjanjian keduanya. Namun, kami akan melihat lebih jauh kontrak yang kami sepakati dengan operator," ungkapnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4027 seconds (0.1#10.140)