Kemarau Panjang, Petani Tembakau di Jombang Merugi

Sabtu, 20 September 2014 - 08:05 WIB
Kemarau Panjang, Petani Tembakau di Jombang Merugi
Kemarau Panjang, Petani Tembakau di Jombang Merugi
A A A
JOMBANG - Musim kemarau mengakibatkan para petani tembakau di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, merugi. Sebab, cuaca yang terlalu panas dan tanah yang terlalu kering mengakibatkan banyak daun tembakau yang mengering di pohon.

Para petani tembakau di Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, buru-buru memetik daun tembakaunya, Sabtu (20/9/2014) pagi ini. Mereka seolah berpacu dengan waktu untuk menghindari daun tembakaunya mengering lebih awal di pohonnya.

Para petani tembakau mengaku, musim kemarau sekarang berbeda dengan tahun lalu. Biasanya, tanaman tembakau bisa tumbuh dengan baik saat musim kemarau asalkan kebutuhan airnya tercukupi. Namun tidak demikian dengan tahun ini. Kondisi tanahnya terlalu kering, sehingga tembakau justru tidak dapat tumbuh optimal. Banyak daun tembakau yang justru mengering lebih awal di pohonnya.

Karena buruknya kualitas tembakau yang dihasilkan, harga daun tembakau pun menurun. Dalam kondisi normal, harga daun tembakau basah bisa berkisar antara Rp2.500 sampai Rp2.800 per kilogram. Namun, tahun ini harga daun tembakau basah hanya sekitar Rp1.600 per kilogram. Akibatnya, petani pun merugi.

Dalam kondisi normal dan kualitas tembakau baik, para petani dapat memanen lebih dari 2 ton tembakau dan harganya juga bagus sekitar Rp2.500 per kilogram. Namun, jika kondisinya rusak seperti sekarang, petani hanya dapat memanen sekitar 1,5 ton. Harganya juga turun menjadi Rp1.600 per kilogram.

"Akibatnya, dengan biaya tanam sekitar Rp28 juta per hektare, pendapatan petani menurun dari yang seharusnya lebih dari Rp50 juta per hektare kini hanya sekitar Rp24 juta," kata Mustaji, salah seorang petani.

Dan, jika sebelumnya para petani mempekerjakan banyak warga untuk memanen tembakaunya, kali ini mereka memilih memanen sendiri. Sebab, dengan harga tembakau yang anjlok seperti sekarang, mereka mengaku tidak mampu membayar ongkos buruh panen.

Para petani tembakau berharap musim kemarau segera berakhir sehingga mereka bisa segera menanami sawahnya dengan jenis tanaman yang lain untuk menutup kerugian yang kini mereka alami.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5032 seconds (0.1#10.140)