ISIS Akan Bunuh Paus Fransiskus, Ini Reaksi Vatikan

Jum'at, 19 September 2014 - 14:16 WIB
ISIS Akan Bunuh Paus Fransiskus, Ini Reaksi Vatikan
ISIS Akan Bunuh Paus Fransiskus, Ini Reaksi Vatikan
A A A
VATIKAN - Ancaman ISIS yang akan membunuh Paus Fransiskus saat berkunjung ke Albania Minggu (21/9/2014) nanti, tidak membuat Vatikan gentar. Vatikan justru mengabaikan ancaman itu.

Peringatan bahwa ISIS akan membunuh Paus Fransiskus itu sebelumnya disampaikan Duta Besar Irak untuk Takhta Suci Vatikan.

Menurut laporan media Italia, kelompok ISIS atau Negara Islam Irak dan Suriah sudah mengirim militan dari Timur Tengah ke Albania, yang bisa membahayakan keselamatan Paus. (Baca: ISIS Hendak Bunuh Paus Saat Kunjungi Albania)

Juru bicara Vatikan, Federico Lombardi, mengaku tidak tahu tentang adanya ancaman pembunuhan dari ISIS terhadap Paus saat berkunjung ke Albania nanti. ”Ada sesuatu yang telah membawa kita untuk melakukan perubahan, baik untuk program, atau cara di mana ia melakukan perjalanan,” kata Lombardi, yang menegaskan tidak ada pengamanan khusus untuk Paus.

Pihak berwenang Albania menyatakan, Paus akan mengunjungi Tirana. Setelah itu, dia akan pergi ke Fushe-Kruja, yang jaraknya 20 kilometer untuk mengunjungi pusat untuk anak yatim dan anak-anak cacat. Pemerintah Albania juga tidak menerima informasi soal ancaman berbahaya tersebut.

Dalam sebuah wawancara dengan koran Italia, La Nazione, Duta Besar Irak untuk Takhta Suci Vatikan, Habib Al Sadr, mengatakan ISIS ingin membunuh Paus."Apa yang telah dinyatakan oleh ISIS sudah jelas. Mereka ingin membunuh Paus. Ancaman terhadap Paus, kredibel,” katanya.

”Saya percaya mereka bisa mencoba untuk membunuhnya selama melakukan salah satu perjalanan ke luar negeri atau bahkan di Roma. Ada anggota ISIS yang tidak hanya dari Arab, tetapi ada yang dari Kanada, Amerika, Prancis, Inggris, juga Italia.”

Ancaman pembunuhan terhadap Paus, diduga dari komentar Paus yang mengecam aksi begis ISIS terhadap warga Kristen di Irak dan Suriah, bulan lalu. Kala itu, Paus setuju dengan agresi militer terhadap kelompok yang berbuat kejahatan sadis. ”Dalam kasus seperti ini, di mana ada agresi yang tidak adil, maka itu adalah sah untuk menghentikan agresor," katanya saat itu.

”Tapi saya menekankan ini. Saya tidak mengatakan serangan bom, atau berperang, melainkan untuk menghentikannya,” lanjut Paus.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4680 seconds (0.1#10.140)