Janda Mata-mata Zionis Ungkap Pengkhianatan Warga Gaza

Kamis, 18 September 2014 - 15:02 WIB
Janda Mata-mata Zionis Ungkap Pengkhianatan Warga Gaza
Janda Mata-mata Zionis Ungkap Pengkhianatan Warga Gaza
A A A
GAZA - Seorang janda mata-mata Zionis Israel asal Palestina buka suara soal tren pengkhianatan warga Gaza. Dia pernah dipenjara penguasa Hamas di Gaza atas tuduhan terlibat persekongkolan mata-mata Zionis.

Suami wanita asal Palestina berusia 48 tahun itu ditembak mati pada tahun 2012 oleh militan di Jalur Gaza. Suaminya ditembak mati karena menjadi mata-mata untuk Zionis Israel. Ibu tujuh anak ini pun sempat dituduh membantu suaminya, sampai akhirnya dia dipenjara.

Kepada Associated Press, janda mata-mata Zionis ini berbagi cerita soal jaringan spionase Zionis di wilayah Gaza. Identitasnya dirahasiakan untuk melindungi keselamatannya, karena setelah dibebaskan Hamas dia dilarang bercerita kepada media soal jaringan mata-mata Zionis. (Baca: Kisah Putra Pendiri Hamas Jadi Agen Israel 10 Tahun)

Menurutnya, agen keamanan Israel sengaja memanfaatkan kelemahan suaminya satu dekade lalu. Kala itu, suaminya kesulitan keuangan dan salah satu anak mereka sakit.

Agen keamanan Israel pun membujuknya untuk bekerjasama. Suami wanita itu kemudian direkrut sebagai mata-mata Zionis. Suatu ketika, suaminya minta izin bekerja di Israel sekaligus membawa anaknya yang sakit untuk dirawat di Israel.

”Hidup kita adalah neraka. Kami takut,” kata janda itu menggambarkan pekerjaan suaminya sebagai pemberi informasi kepada Israel,.

”Saya dimanfaatkan untuk memantau (Gaza), termasuk saat saya di pasar. Saya merasa takut ketika saya melihat sebuah mobil polisi lewat,” ujar wanita yang dibebaskan Desember 2013 lalu itu, yang dilansir Kamis (18/9/2014).

Bukan rahasia lagi, bahwa Israel secara historis memang mengandalkan warga Gaza untuk menjadi mata-mata Zionis. Para “pembangkang” di Gaza itu dijebak para agen keamanan Israel dengan iming-iming uang dan tunjangan.

Hamas pun tidak tinggal diam, melihat para warga Gaza menjadi pengkhianat untuk negara mereka sendiri. Berkali-kali militan Hamas mengeksekusi para pengkhianat itu di depan umum, dengan tujuan agar warga Gaza lainnya tidak mengikuti jejak mereka sebagai mata-mata Zionis Israel.

Selama perang beberapa waktu lalu, militan di Gaza menembak mati 22 tersangka mata-mata Zionis. Kelompok hak asasi manusia Palestina mengkritik tajam eksekusi oleh Hamas yang dianggap sebagai tindakan pembunuhan ekstra-yudisial.

”Itu adalah pesan menakutkan kepada masyarakat dan pencegah terhadap kolaborator (pengkhianat) lainnya," kata Salah Abdel-Atti, Komisi Independen Gaza untuk Hak Asasi Manusia.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2967 seconds (0.1#10.140)