Tuduh Putin Akan Lenyapkan Ukraina, Kiev Minta Tolong AS

Sabtu, 13 September 2014 - 16:21 WIB
Tuduh Putin Akan Lenyapkan Ukraina, Kiev Minta Tolong AS
Tuduh Putin Akan Lenyapkan Ukraina, Kiev Minta Tolong AS
A A A
KIEV - Perdana Menteri Ukraina, Arseniy Yatsenyuk, pada Sabtu (13/9/2014), menuduh Presiden Rusia, Vladimir Putin, ingin melenyapkan Ukraina sebagai negara yang merdeka.Dia lantas minta tolong Amerika Serikat (AS).

”Tujuannya (Putin) bukan hanya untuk mencaplok Donetsk dan Lugansk,” kata Yatsenyuk dalam sebuah konferensi di Kiev, mengacu pada dua wilayah di Ukraina timur yang jadi medan perang antara pasukan Kiev dengan separatis pro-Rusia.

Perdana Menteri Ukraina itu, tetap mencurigai niat buruk Putin untuk merebut negaranya, meski gencatan senjata di Ukraina timur telah berlangsung. (Baca: PM Ukraina: Rusia Negara Teroris dan Agresor)

”Tujuannya (Putin) adalah untuk mengambil seluruh wilayah Ukraina. Dia ingin menyelapkan Ukraina sebagai negara yang merdeka,” lanjut Yatsenyuk.

Dia menggambarkan gencatan senjata yang ditandatangani pada 5 September 2014 di Minsk antara pemerintah Kiev, pemberontak pro-Rusia, Moskow dan Badan Keamanan Eropa OSCE hanya sebagai langkah pertama. “Untuk menghentikan pembantaian di Ukraina timur,” ucapnya.

Menurutnya, memiliki kesepakatan bilateral dengan Rusia, bukan yang terbaik. Dia menyerukan kepada AS dan Uni Eropa untuk memainkan peran langsung dalam perundingan damai, dan menjamin kedaulatan dan kemerdekaan Ukraina.

Yastenyuk membantah krisis di Ukraina timur pecah akibat adanya pemberontakan. Dia kembali menuduh Rusia sebagai biang keladi kekisruhan di Ukraina timur.

”Satu-satunya orang yang mendestabilisasi situasi adalah Putin," katanya. "Kami berada dalam keadaan perang dan penyerang utama adalah Federasi Rusia.”

Pemerintah Rusia belum mekonfirmasi atas tuduhan terbaru dari pemerintah Ukraina itu. Hari ini, seperti dikutip Itar Tass, Rusia justru kembali mengirim 250 truk bantuan kemanusiaan ke Lugansk. Rusia nekat mengirimkan bantuan itu, meski pernah dikecam keras oleh Ukraina dan AS karena dianggap melanggar kedaulatan Ukraina.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4492 seconds (0.1#10.140)