Penjualan Trade Expo Indonesia 2014 Ditarget Rp300 Juta

Selasa, 02 September 2014 - 20:44 WIB
Penjualan Trade Expo Indonesia 2014 Ditarget Rp300 Juta
Penjualan Trade Expo Indonesia 2014 Ditarget Rp300 Juta
A A A
BANDUNG - Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) berupaya makin mengenalkan produk yang dihasilkan oleh para pelaku industri kreatif khususnya mebel dan kerajinan. Implementasinya, AMKRI berencana menggelar pameran bertajuk Trade Expo Indonesia yang akan berlangsung 8-12 Oktober 2014 mendatang di Jakarta.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) AMKRI Abdul Sobur menyatakan, kegiatan tersebut bisa dijadikan sebagai ajang promosi bagi para pelaku industri kreatif di bidang mebel dan kerajinan. Sangat penting bagi para pelaku agar bisa menyebarluaskan produknya dan diakui oleh banyak kalangan.

"Pameran ini bisa jadi ajang sharing bagi para pelaku untuk makin mengembangkan desain yang akan memberi nilai tambah pada produk yang selama ini dihasilkan," ujarnya di sela roadshow Trade Expo Indonesia yang berlangsung di hotel Horison Bandung, Senin (1/9/2014) malam.

Selama kegiatan tersebut, pihaknya menargetkan penjualan on the spot sekitar Rp300 juta dan Rp1 miliar follow up. Target tersebut diyakini bisa tercapai dengan alasan produk mebel dan kerajinan yang nantinya dipamerkan memiliki daya saing dan nilai jual yang tinggi.

"Kami melakukan roadshow ke berbagai daerah yang merupakan sentra produksi mebel dan kerajinan. Dengan harapan, para pelaku mau berpartisipasi aktif dalam pameran nanti," katanya.

Daerah-daerah dimaksud antara lain Bali, Jepara, Semarang, Yogyakarta, Solo, Cirebon, Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Ke depan, dia berharap, basis industri tidak hanya di daerah tersebut, tetapi makin meluas ke berbagai daerah terutama yang dekat dengan bahan baku.

Menurutnya, daerah-daerah penghasil bahan baku seperti Kalimantan harusnya didorong untuk beralih menjadi industri barang jadi. Untuk itu, pihaknya meminta pemerintah agar bisa mengeluarkan kebijakan yang tidak memungkinkan lagi menjual bahan baku.

"Paradigma menjualnya harus diubah. Kita harus banyak menjual barang jadi. Selain karena barang jadi memiliki nilai jual lebih tinggi, ini juga untuk menjaga ketersediaan bahan baku yang merupakan potensi besar bagi Indonesia," tuturnya.

Kalau tidak begitu, menurutnya, Indonesia akan makin terkalahkan oleh negara-negara pesaing seperti Vietnam dan Malaysia. Apalagi, kedua negara tetangga tersebut memiliki teknologi yang lebih canggih dengan speed yang tinggi.

Meskipun begitu, pihaknya tetap optimistis produk berbasis kerajinan asal Indonesia memiliki pasarnya sendiri. AMKRI terus berupaya meningkatkan fenetrasi pasar dengan membuka negara-negara tujuan baru. Selain China, target market produk berbasis kerajinan adalah ke lebih dari 160 negara yang berada di Eropa, Amerika, Timur Tengah, dan Afrika.

"Dari berbagai upaya yang dilakukan, kami ingin menjadi lima besar dunia di 10 tahun ke depan dengan pendapatan Rp 100 triliun/tahun," katanya.

Di tempat yang sama, Ketua DPD AMKRI Bandung-Priangan Syahrizal Mustafa mengatakan, pihaknya saat ini tengah fokus pada peningkatan jumlah anggota. Sejak 1,5 tahun belakangan, jumlah anggota AMKRI yang berasal dari Bandung dan wilayah Priangan baru sekitar 40.

"Dengan pertumbuhan furniture 7-10% per tahun, kami harap makin banyak lagi para pelaku yang bergabung. Yang penting pelakunya langsung, bukan tradernya," katanya.

Dia menuturkan, pihaknya akan merangkul pemerintah daerah dan institusi pendidikan agar makin banyak lagi yang memasuki dunia industri kreatif tersebut.

"Masih banyak yang belum bisa kami rangkul, tidak hanya di Bandung yang memiliki banyak institusi pendidikan terkait. Tasikmalaya, Garut dan sekitarnya juga merupakan target kami," sebutnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5670 seconds (0.1#10.140)