Diduga Soal Ekonomi, Sehari Dua Warga Bunuh Diri

Selasa, 02 September 2014 - 17:41 WIB
Diduga Soal Ekonomi, Sehari Dua Warga Bunuh Diri
Diduga Soal Ekonomi, Sehari Dua Warga Bunuh Diri
A A A
KENDAL - Diduga soal ekonomi masih menjadi penyebab utama orang nekat bunuh diri. Selasa (2/9), dalam satu hari dua warga di Kabupaten Kendal nekat mengakhiri hidupnya.

Beruntung, satu di antaranya berhasil diselamatkan. Kedua korban tersebut adalah Widi Handoko (61) warga Perumahan Mutiara Permai Desa Sarirejo, Kecamatan Kaliwungu, dan Tamrin (30) warga Gang Kenari RT 12 RW 3 Kelurahan Kebondalem, Kecamatan Kendal.

Widi kali pertama ditemukan oleh istrinya, Sri Sulastuti telah menggantung tidak bernyawa di pintu belakang rumahnya sekitar pukul 04.30 WIB.

Saat itu, Sri hendak mengambil wudhu di kamar mandi untuk menunaikan salat subuh, namun terjekut melihat tubuh suaminya menggantung dengan leher terjerat tali plastik.

“Awalnya saya lihat suami saya berdiri, karena gelap saya menghidupkan lampu. Ternyata suami saya tergantung di pintu. Saya berteriak dan sejumlah warga berdatangan,” kata Sri Selasa (2/9).

Menurut dia, beberapa waktu sebelum nekat melakukan bunuh diri, suaminya sempat menangis saat menyaksikan Sri menunaikan salat tahajud. Korban bahkan mengirim pesan singkat lewat sms kepada anaknya berisi permintaan maaf.

“Selain permintaan maaf, beliau juga meminta jika nanti meninggal supaya dimakamkan di Yogyakarta, tempat keluarganya,” lanjutnya.

Salah seorang tetangga korban, Rahmi menyampaikan bahwa dirinya tidak mengetahui secara pasti penyebab korban nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Namun, korban tidak memiliki pekerjaan sudah cukup lama.

“Tidak pernah mengeluhkan apa-apa kepada tetangganya, tapi korban sudah lama menganggur. Dulunya menjadi sopir taksi di Surabaya dan sempat bekerja di tambak ikan,” imbuhnya.

Kapolsek Kaliwungu, AKP Ujang Syamsudin mengatakan petugas langsung mendatangi lokasi setelah menerima laporan adanya korban bunuh diri, untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan otopsi luar.

“Tim dari Polsek, Polres dan puskesmas tidak menemukan adanya tanda-tanda penganiayaan. Ciri-ciri yang kami temukan memang mengarah kepada kasus murni bunuh diri, seperti mengeluarkan sperma, mengeluarkan air liur, serta bekas jerat tali pada leher korban,” terangnya.

Sementara Tamrin, korban bunuh diri yang berhasil diselamatkan masih mendapat perawatan di RSUD Dr Soewondo dengan luka sobek di kepala dan bekas jerat tali. Belum diketahui secara pasti penyebab pria yang sehari-hari sebagai pedagang siomay ini nekat gantung diri.

Tetangga korban bahkan tidak mengenal dekat dengan sosok laki-laki asli Lampung ini. Sebab, selama mengontrak rumah di Gang Kenari RT 12 RW 3 Kelurahan Kebondalem, Kecamatan Kendal bersama istrinya, Erna, korban dikenal tertutup.

“Tidak pernah kumpul tetangga. Berangkat kerja jualan siomay jam 08.00 WIB dan pulang magrib. Tetangga biasa menyebutnya Kangen Band, karena gayanya seperti vokalis Kangen Band,” kata Rofiatun, tetangga korban.

Hampir tiap hari, tambah Rofiatun, koban kerapkali cek-cok dengan istrinya saat pulang kerja.

“Sering ribut, kalau pas pulang kerja. Kalau pagi korban jualan siomay dan istrinya pulang ke rumah orangtuanya di daerah Purin,” tambah dia.

Beruntung, niat korban mengakhiri hidupnya itu ketahuan istrinya. Lantaran panik, istrinya seketika menarik dan memotong tali jemuran yang telah menjerat leher korban.

“Namun, korban jatuh dan tak sadarkan diri dengan luka sobek di kepala karena membentur lantai kamar mandi. Tadi (kemarin) korban langsung dibawa ke rumah sakit menggunakan becak,” tandasnya.
(ilo)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7605 seconds (0.1#10.140)