Harga Minyak Dunia Jatuh Jelang Hari Buruh di AS

Senin, 01 September 2014 - 20:26 WIB
Harga Minyak Dunia Jatuh Jelang Hari Buruh di AS
Harga Minyak Dunia Jatuh Jelang Hari Buruh di AS
A A A
LONDON - Harga minyak dunia hari ini jatuh dalam penawaran tenang menjelang hari libur nasional di Amerika Serikat, setelah dealer mencerna data manufaktur China yang lemah. Namun, kerugian dibatasi kegelisahan atas ketegangan di Rusia-Ukraina.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober, turun 15 sen menjadi USD103,04 per barel di London. Sementara patokan minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober merosot 31 sen menjadi USD95,65 per barel.

Lantai perdagangan di Amerika Serikat ditutup terkait libur Hari Buruh, Senin waktu setempat dan transaksi elektronik akan digunakan untuk menentukan harga settlement.

"Kami melihat volume perdagangan tipis di perdagangan Asia hari ini menjelang libur Hari Buruh di AS," kata Desmond Chua, analis pasar CMC Markets, Singapura, seperti dilansir dari AFP, Senin (1/9/2014).

"Harga minyak diperkirakan akan diperdagangkan pada kisaran lebih rendah sebagai dealer mengkonsolidasikan posisi mereka tanpa perkiraan petunjuk baru hari ini," jelasnya.

Investor juga mencermati data pertumbuhan manufaktur China yang melambat pada Agustus, meningkatkan kekhawatiran permintaan di konsumen energi utama dunia tersebut.

Biro Statistik Nasional (RBS) mengatakan, indeks manajer pembelian (PMI) resmi China datang di angka 51,1 poin, turun dari 51,7 poin pada Juli, sebagai penurunan pertama sejak tergelincir di level 50,2 poin pada Februari lalu.

Indeks yang melacak aktivitas manufaktur di pabrik dan bengkel China merupakan indikator yang diawasi ketat dari kesehatan ekonomi. Angka di atas 50 menunjukkan pertumbuhan, sedangkan apa pun di bawah poin kontraksi.

Di sisi lain, krisis Ukraina terus memberikan dukungan terhadap harga minyak. Barat mengancam akan memberikan sanksi baru terhadap Rusia, produsen minyak nomor dua dunia, yang secara langsung membantu pemberontakan.

Presiden Rusia Vladimir Putin berulang kali membantah negaranya telah memicu konflik atau menempatkan pasukan di wilayah bekas Uni Soviet, yang merupakan jalur utama ekspor gas Moskow ke Eropa.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3168 seconds (0.1#10.140)